OGANILIR - Pemilik kerbau di Ogan Ilir sedang dalam kepanikan karena ancaman kematian massal menghantui ternak mereka. Sedikitnya sudah 14 ekor kerbau di Ogan Ilir mati mendadak karena terserang wabah ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE).
Wabah ini telah menyebar di berbagai wilayah di Ogan Ilir, memicu kekhawatiran yang meluas di kalangan peternak. Wahyu, seorang peternak dari Desa Tanjung Sejaro, Kecamatan Indralaya, menyatakan kekhawatirannya setelah mendengar kabar tersebut. Ia segera menghubungi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk meminta vaksin hewan, menyadari bahwa kerugian besar mengintai jika ternak yang telah dipesan mati.
Tak hanya Wahyu, Iqbal, seorang penjual ternak sapi dan kerbau di Desa Tanjung Agung, Indralaya, juga merasa gelisah. Meskipun mendapat pesanan hewan kurban menjelang Idul Adha, bayang-bayang kematian akibat wabah ngorok membuatnya sulit tidur.
"Kami khawatir sudah banyak sapi maupun kerbau, umumnya kerbau yang telah mati akibat virus yang berbahaya tersebut. awalnya virus ini kami kira hanya terjadi di OKI dan Banyuasin ternyata di Ogan Ilir juga telah merebak," ungkap Ikbal kepada wartawan. Senin, 22 April 2024.
BACA JUGA:Kijang Ngepok BBM Terbakar di SPBU, Kepolisian Lakukan Pemeriksaan
Seagai tindakan pencegahan dirinya mengatakan selalu menjaga kebersian kandang, memaksimalkan perawan serta tidak melepas sapi maupun kerbaunya tersebut.
"kita tidak gembalakan, untuk mencegah penularannya. kita berharap semua sehat apalagi sebagian sudah di pesan untuk lebaran idul Adha nanti. sudah ada yang beli. repot kita kalau sampai mati,"katanya.
Sementara itu, informasi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ogan Ilir mengindikasikan bahwa kerbau yang mati diduga kuat karena wabah ngorok.
Lilis Suryani, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, menjelaskan bahwa sejak Februari lalu, wabah ini telah terdeteksi di beberapa daerah, dengan jumlah kerbau yang mati terus bertambah.
BACA JUGA:Kijang Ngepok BBM Terbakar di SPBU, Kepolisian Lakukan Pemeriksaan
Situasi semakin memprihatinkan dengan ditemukannya bangkai kerbau tergeletak di berbagai tempat, termasuk di rawa dan kolong jalan tol wilayah Desa Tanjung Seteko, Kecamatan Indralaya,Ogan Ilir.
"Petugas dari dinas masih terus melakukan pendataan untuk mengetahui jumlah pasti kerbau yang telah terkena dampaknya,"ungkap Lilis.
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Pihaknya telah gencar melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak sapi dan kerbau. Lebih dari 300 ekor kerbau dan sapi telah divaksin, dengan harapan dapat memutus rantai penyebaran penyakit ini.