#Kaitkan satu Mapel Dengan Mapel lainnya
PRABUMULIH - Penerapan kurikulum merdeka memang berpihak pada murid. Pada era kurikulum Merdeka para siswa merdeka atau bebas belajar di luar ruang kelas sambil bersenda gurau bermain bersama teman-teman sekelasnya.
Seperti yang terlihat di SMPN 10 Prabumulih, mata pelajaran matematika tidak lagi menjadi momok yang menakutkan, dan sulit dipahami oleh para siswa seperti yang didengar sebelum-sebelumnya.
Pada era kurikulum merdeka, pelajaran Matematika terlihat menyenangkan dan merupakan mata pelajaran yang asik untuk diikuti. Selain mengikuti pembelajaran sesuai dengan peminatan siswa, Merdeka belajar yang bebas belajar di ruang kelas juga menjadi alasan yang menyenangkan.
Hari ini siswa SMPN 10 Prabumulih, belajar Mata pelajaran Matematika Bab kekongruenan dan kesebangunan. Itu materi kesebangunan dua segitiga. Mengukur tinggi tiang bendera dengan membandingan tinggi anak.
"Dalam aplikasinya , anak itu dibantu panjang bayangan tiang dan panjang bayangan anak tersebut," ujar Plt Kepsek SMPN 10, Mardiana MSi, sekaligus guru matematika SMPN 10 Prabumulih, Selasa 20 Februari 2024.
Lanjutnya, Belajar diluar kelas CTL (Contekstual Teaching Learning) di era Merdeka Belajar, siswa bebas belajar sambil bersendagurau . Bahkan luar biasanya kegiatan ini juga bisa dikolaborasikan dihubungkan dengan mata pelajaran lain, ya itu tentang rasa syukur.
Karna hikmah yang diambil dalam pelajaran Pendidikan gama Islam yang di aplikasikan dalam mata pelajaran matematika, yaitu mensyukuri nikmat Allah, khususnya sinar mentari yang berguna untuk membantu menghitung tinggi tiang bendera.
"Melalui bantuan sinar cahaya matahari, para siswa bisa mengukur tiang dan mengukur tinggi badan tanpa harus memanjat tiang bendera tersebut," bebernya.
Pantauan di lapangan para siswa dengan berbahagia, belajar di lapangan sekolah. Tidak monoton hanya melihat di buku. Dengan begitu mata pelajaran matematika juga tidak lagi menakutkan bagi para siswa di zaman ini.(05)