SMPN 5 Masukkan Permainan Tradisional pada P5
Siswa SMPN 5 Prabumulih main layangan Dengan senang --
KORANPRABUMULIHPOS.COM- Pada penerapan kurikulum merdeka, semua hal bisa menjadi sumber ilmu dan Semuanya bisa menjadi media pembelajaran.
Pada penerapan Proyek Penguatan Profil pelajaran Pancasila (P5), SMPN 5 Prabumulih pergelangan seluruh permainan tradisional kepada para siswa.
Mana tema kearifan lokal, dan gaya hidup berkelanjutan, P5 merupakan bagian dari kurikulum merdeka yang bertujuan untuk membentuk karakter pelajar Indonesia yang berkepribadian Pancasila.
Dalam satu semester, P5 biasanya memiliki tiga tema, dua di antaranya wajib dan satu tema pilihan. Dalam pelaksanaan P5, guru dan seluruh staf sekolah memiliki peran penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung kegiatan.
BACA JUGA:Bawaslu Prabumulih dan Kejari Teken MoU; Upaya Pencegahan Pengelolaan Anggaran Hibah
"Kita untuk semester ini memilih tema kearifan lokal kita memperkenalkan semua permainan tradisional kepada para siswa, dalam penerapan P5 di SMPN 5 Prabumulih," ujar Kepala SMPN 5 Prabumulih, Nuraisyah Yany SPd MSi, Rabu 20 November 2024.
Wanita ini juga menjelaskan para siswa perlu mengetahui semua permainan tradisional, karena para siswa perlu jig menambah pengetahuan, sejarah tentang permainan tradisional untuk sumber yang juga merupakan warisan budaya Indonesia.
Berbagai permainan tradisional seperti bermain layang-layang, bermain congklak, gobak sodor hingga egrang dan berbagai permainan tradisional lainnya, kalau dikenalkan kepada para siswa dan perlu dilestarikan agar tidak hilang dan diakui oleh negara lain.
Seperti Permainan Egrang, Di Jawa Tengah disebut jangkungan, berasal dari nama burung berkaki panjang. Di lawa Barat disebut Jajangkungan, yang berarti alat untuk membuat tinggi.
BACA JUGA:Inovasi Pendidikan di Rutan Prabumulih Masuk Final Kompetisi Sinopadik
Di Kalimantan Selatan dinamakan batungkau įdari bahasa Banjar). Di Suku Kaili, Sulawesi Tengah disebut tilako Diperkirakan egrang berasal dari bahasa Lampung yang mempunyai arti terompah pancing yang terbuat dari bambu yang panjang.
"Pada zaman dahulu, tukang pos mengantarkan surat-surat menggunakan egrang. Nah sejarah semacam ini tidak banyak siswa yang mengetahui, karena itu kita perlu menyampaikan kepada siswa SMPN 5 Prabumulih," bebernya.
Lebih jauh dia berharap menerapkan kurikulum merdeka di satuan pendidikan ini, agar dapat memberikan kenyamanan kepada para siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
"Karena dengan siswa merasa nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran, tentunya ilmu pengetahuan dan wawasan yang akan disampaikan oleh guru pada para siswa, dengan mudah bisa diserap oleh siswa," tukasnya.(05)