PRABUMULIHPOS - Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Al Mazroui menyatakan minat untuk berinvestasi di proyek kereta api di Bali. Proyek ini akan masuk dalam investasi sekitar US$ 20 miliar atau setara Rp 315,2 triliun (kurs Rp 15.760).
Hal ini disampaikannya usai acara Round Table Meeting UEA-Indonesia, bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Mansury.
"Nah, kami sedang menjajaki beberapa investasi, salah satunya adalah perkeretaapian di Bali," kata Suhail, di Hotel Four Seasons Jakarta, Kamis (1/2/2024).
BACA JUGA:Dibiayai LPEI, Anak Usaha INKA Ekspor Gerbong ke Selandia Baru
BACA JUGA:Biar Investasi Migas Nggak Seret, Ini yang Mesti Dilakukan Penerus Jokowi
Rencananya investasi ini akan dilakukan melalui perusahaan UEA yakni Etihad Rail. Namun proses yang harus dilalui masih cukup panjang, mulai dari penandatanganan MoU, pengambilan data, peninjauan, pengajuan proposal, diskusi. Namun demikian, ia tak merincikan bentuk dari proyek kereta api tersebut.
"Salah satu perusahaan yang ada di sini adalah Etihad Rail, dan mereka sedang mempertimbangkan proyek tersebut," ujarnya.
Suhail mengatakan, pemerintah Indonesia pun telah memberikan kesempatan untuk UEA dalam melakukan penjajakan tersebut. belum diketahui potensi jumlah investasi yang akan digelontorkan untuk proyek ini.
BACA JUGA:Dibiayai LPEI, Anak Usaha INKA Ekspor Gerbong ke Selandia Baru
BACA JUGA:Biar Investasi Migas Nggak Seret, Ini yang Mesti Dilakukan Penerus Jokowi
"Ya, kami sedang melihat proyek itu di Indonesia, pemerintah Indonesia telah memberi kami kesempatan untuk melihat proyek itu. Sekarang mereka sedang melihatnya, dan begitu kami memiliki sesuatu, kami akan membagikannya," ujarnya.
Di samping itu, UEA sendiri telah menjalin sejumlah kerja sama dengan pihak RI. Salah satunya ialah kolaborasi dengan Indonesian Investment Authority (UEA) dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, salah satunya jalan tol di Jalan Tol Trans Jawa.
Kemudian, juga ada pengembangan blok migas raksasa yakni Blok Andaman I, Andaman II, dan South Andaman melalui Mubadala Energy RCS Ltd. Ada pula rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Bendungan Cirata, Jawa Barat, serta Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
BACA JUGA:Dibiayai LPEI, Anak Usaha INKA Ekspor Gerbong ke Selandia Baru
BACA JUGA:Biar Investasi Migas Nggak Seret, Ini yang Mesti Dilakukan Penerus Jokowi