Selain itu, Polri juga mengamankan 13,1 juta butir obat keras, 27,9 kilogram ketamin, 34,5 kilogram kokain, 6,8 kilogram heroin, serta 1,4 juta butir happy five dan 39,7 kilogram happy water.
BACA JUGA:BNN Tegaskan Perang Melawan Narkoba
Apabila seluruh barang terlarang tersebut beredar di pasar gelap, nilainya diperkirakan mencapai Rp29,37 triliun. “Itu setara dengan potensi kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar bagi bangsa,” ujar Listyo menegaskan.
Remaja Jadi Kelompok Paling Rentan
Lebih lanjut, Kapolri menyebutkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang menunjukkan bahwa sepanjang 2024, terdapat 3,3 juta orang di Indonesia terlibat penyalahgunaan narkoba.
Yang mengkhawatirkan, mayoritas pelaku berasal dari kelompok usia 15 hingga 24 tahun—usia produktif yang seharusnya menjadi penggerak pembangunan bangsa.
“Peningkatan terbesar terjadi di kalangan remaja. Ini alarm serius bagi kita semua untuk memperkuat pendidikan karakter dan pengawasan di lingkungan keluarga serta sekolah,” kata Listyo.
BACA JUGA:Pengiriman Narkoba Lewat Kandang Burung Terungkap di Lapas Pemuda Tangerang
BACA JUGA:Pemberantasan Narkoba: Polri Ungkap Barang Bukti Rp31,8 Triliun, Selamatkan 262 Juta Jiwa
Pemusnahan masif ini dihadiri sejumlah tokoh nasional, di antaranya Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Ketua DPR RI Puan Maharani, serta para menteri dan wakil menteri kabinet Merah Putih.
Hadir pula pimpinan lembaga negara, kepala badan, dan tokoh masyarakat sebagai bentuk dukungan terhadap langkah tegas pemerintah.
Langit Jakarta siang itu menjadi saksi ketika asap incinerator mengepul membawa simbol berakhirnya perjalanan gelap barang haram yang selama ini meracuni masyarakat.
Langkah Presiden Prabowo tak hanya menunjukkan keseriusan negara dalam menutup semua celah peredaran narkoba, tetapi juga menjadi pesan moral bahwa perang terhadap narkotika adalah perang untuk masa depan bangsa.