BACA JUGA:Bisa Jadi Tablet, Laptop, Hingga Kanvas Digital: Lenovo Yoga 7i Siap All-in!
Pilihan itu ternyata membentuknya menjadi pribadi yang tangguh dan penuh disiplin. Pekerjaan kurir bukan hanya soal membawa paket, tapi soal manajemen waktu, ketepatan alamat, komunikasi dengan konsumen, dan tentu saja kejujuran sebagai modalnya dalam menjalankan tugas.
Sebagai seorang alumni MAN yang memiliki bekal ilmu agama, tentu dia menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, tentunya dengan Kejujuran sebagai kunci yang selalu dipegangnya untuk bisa bertahan di tengah banyaknya badai persaingan seperti saat ini.
Saat pertama kali menjadi kurir, Syukron menceritakan pengalamannya sempat mengantar hingga 100 paket per hari. Kala itu, belum banyak ekspedisi lain yang masuk ke Indralaya.
JNE menjadi satu-satunya pilihan utama masyarakat. Namun lima tahun terakhir, peta persaingan berubah drastis. Tumbuhnya banyak ekspedisi baru, serta hadirnya kurir independen dari platform e-commerce, membuat peta logistik lokal menjadi padat.
BACA JUGA:Pemrosesan Data Iris Dinilai Langgar Aturan, World ID Tetap Disuspend
“akhir akhir ini saya hanya mengantar sekitar 40an paket per hari, itupun sudah termasuk dokumen. Tapi tidak masalah, karena volume tidak selalu sebanding dengan kepercayaan. Konsumen yang loyal akan tetap kembali,” ujarnya yakin.
Satu hal yang membuatnya bertahan adalah inovasi layanan jemput bola. Ketika kurir lain menunggu barang datang ke kantor, Syukron justru aktif menjemput kiriman ke rumah pelanggan.
Strategi ini membuatnya tetap relevan dan dicintai oleh pelanggan lama maupun baru. Menurutnya menjemput paket sama dengan menjemput rejeki, karena itu ia selalu semangat dalam menjalankan tugasnya.
“Kalau tidak jujur, saya mungkin tidak akan bertahan lama di pekerjaan ini,” ucapnya tegas. Sebab dalam sistem kerja JNE, jika ada paket hilang atau rusak dalam tanggung jawab kurir, maka kurir lah yang harus mengganti. Hal itu membuatnya selalu memeriksa ulang barang, alamat, dan nama penerima. Ia bahkan sering mengingat lokasi konsumen hanya dari warna pagar atau jenis tanaman di depan rumah.
BACA JUGA:Prabumulih Apresiasi Kinerja OPD, Empat Instansi Raih Predikat Sangat Baik dalam Pelayanan Publik
Selain jujur, disiplin adalah nyawa kedua pekerjaan ini. Syukron mengatur waktu agar pekerjaannya dapat berjalan efektif, memperhatikan jarak tempuh perjalanan dengan menyesuaikan alamat yang tertera di paket.
“Saya tahu jalan pintas, tahu jam sibuk, dan tahu siapa yang biasanya tidak ada di rumah. Itu semua karena komunikasi yang baik dengan pelanggan dan juga tak lupa membuat catatan dan mengingat pelanggan," katanya sambil sibuk membaca alamat yang tertera di bungkus paket.
Dalam 10 tahun bekerja, ia menyaksikan banyak rekan kerja datang dan pergi. Ada yang menyerah karena kelelahan, ada yang terkena masalah karena kelalaian. Namun Syukron tetap bertahan dan tetap semangat dalam menjalankan tugas ini, secara konsistensi dan pantang meyerah yang paling penting.
Menjadi kurir tentu bukan pekerjaan ringan. Ia pernah beberapa kali mengalami kejadian tidak menyenangkan. Salah satunya adalah saat mengantar barang COD, namun pembeli menolak membayar atau mengaku tidak pernah memesan . “Konsume kadang ada yang mengembalikan barang, jadi kita repot harus lapor retur,” kata ayah Iril dan Arkan ini.
BACA JUGA:Pertamina EP Pererat Sinergi dengan Media Lokal Lewat Program Edukasi Hulu Migas KUPAT LIMAS