Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan serapan program subsidi atau bantuan pembelian motor listrik telah membebani penyerapan anggaran untuk tahun 2023. Hal ini disebabkan karena sepinya peminat subsidi motor listrik.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan serapan program tersebut telah mencapai 11.532 unit atau sekitar Rp 78 miliar dari yang ditargetkan sebesar 200 ribu unit dengan anggaran Rp 1,4 triliun.
"Karena penyerapannya tidak sesuai, bahkan jauh dari apa yang sudah disiapkan yaitu 200 ribu unit motor listrik, itu menjadi beban kita dalam konteks kita tidak berhasil men-deliver atau memberikan penyerapan anggaran yang tinggi," kata Agus dikutip dari Antara, Rabu (3/1/2024).
BACA JUGA:Ganjar Usung Program Internet Gratis, Menkominfo: Masuk Akal
Agus menyebut karena tidak mencapai target ini, penyerapan anggaran Kemenperin sekitar 77-80%. Padahal seharusnya, angka penyerapannya bisa mencapai 99%.
"Tapi ketika anggaran itu di-blend dengan anggaran insentif, nah itu bawa dampak yang kemudian menurunkan penyerapan anggaran kita cukup dalam. Mungkin sekitar 77-80 persen," imbuhnya.
Karena rendahnya serapan anggaran, dia mengaku telah menyurati permohonan pengembalian anggaran kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada awal Desember 2023 lalu. Sayangnya, permainan tersebut ditolak Kemenkeu.
BACA JUGA:37 Jembatan Tua Diganti, Telan Rp 5,3 Triliun
Lebih lanjut, dia membeberkan penyebab sepinya peminat program ini. Salah satunya, kemampuan baterai saat digunakan hingga pengisian baterai yang memakan waktu lama.
Menurutnya, baterai kendaraan menjadi kunci keberhasilan program motor listrik maupun mobil listrik. Untuk itu, dia mendorong adanya standardisasi kendaraan listrik dengan produsen motor listrik. Standardisasi ini juga dibutuhkan untuk menciptakan level persaingan yang adil di industri tersebut.
"Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge. Charge-nya juga kalau untuk mobil harus cepat, kalau charge 3-4 jam itu dianggap lama maka sekarang teknologi akan bisa membuat charge mobil lebih cepat. Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik," jelasnya.
BACA JUGA:Ganjar Usung Program Internet Gratis, Menkominfo: Masuk Akal
Adapun untuk tahun 2024, dia menambahkan alokasi anggaran untuk program pembelian motor listrik sebanyak 50 ribu unit dengan total anggaran Rp 350 miliar.
Dia pun optimistis target tersebut bisa tercapai. Pasalnya, pada penyaluran tahun 2023 telah mencapai lebih 11 ribu. Capaian tersebut dimulai pada April dan syaratnya disederhanakan pada September.
"Karena kita mulai Januari, saya kira bisa (capai target kuota)," pungkasnya. (dc)