JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Kementerian Agama (Kemenag) mendorong Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di seluruh pelosok negeri untuk ambil bagian dalam program penanaman sejuta pohon matoa.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ekoteologi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Program ekoteologi menjadi salah satu prioritas utama Kemenag di bawah kepemimpinan Menteri Agama, Nasaruddin Umar.
Pelaksanaannya tidak hanya fokus pada hubungan manusia dengan alam, namun juga dirancang untuk mempererat ikatan antarumat beragama dalam semangat harmoni dan tanggung jawab kolektif terhadap bumi.
BACA JUGA:Deadline Mepet! BKN Desak Instansi Segera Tuntaskan Pengangkatan CASN 2024
“Gerakan tanam sejuta pohon matoa ini bukan sekadar aksi peduli lingkungan, tetapi juga lambang sinergi lintas agama dalam menjaga ciptaan Tuhan,” ujar M. Adib Abdushomad, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag, saat memimpin rapat daring bersama ratusan perwakilan FKUB kabupaten/kota, belum lama ini.
Adib, yang merupakan lulusan doktoral dari Flinders University, Australia, menjelaskan bahwa kegiatan utama akan dipusatkan di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok dan akan dilaksanakan serentak di berbagai daerah pada 22 April 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Bumi.
Para pemuka agama, anggota FKUB dari berbagai daerah, serta masyarakat lintas keyakinan dijadwalkan ikut serta dalam aksi tersebut.
“rogram ini akan berjalan secara bertahap mulai akhir April hingga akhir tahun. Masing-masing FKUB di daerah ditargetkan menanam antara 5.000 hingga 10.000 bibit pohon matoa di wilayahnya,” jelasnya.
BACA JUGA:Dana MBG Kini Ditransfer Sebelum Jalan
BACA JUGA:Jemaah Haji Masuk Asrama Awal Mei
Menjawab pertanyaan soal pemilihan pohon matoa, Adib yang juga dikenal sebagai pengasuh Pesantren Al-Qur’an dan Riset Madani Global Citizenship di Rempoa, Tangerang Selatan, menyebut bahwa pohon matoa memiliki nilai ekonomis tinggi. Buahnya lezat dan pohonnya rindang, menjadikannya pilihan tepat untuk penghijauan dan produktivitas.
“Dengan menanam matoa, masyarakat tidak hanya berkontribusi pada pelestarian alam, tapi juga bisa memetik hasil buahnya. Pohonnya pun memberikan keteduhan yang alami,” imbuhnya.
Dalam menjalankan program ini, PKUB juga bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta komunitas pecinta lingkungan seperti Gerakan Tanam Pohon Indonesia, baik dalam penyediaan bibit maupun bantuan teknis.