KORANPRABUMULIHPOS.COM – Emotional eating merupakan kebiasaan makan yang dipicu oleh emosi, baik emosi positif maupun negatif. Mereka yang mengalami kondisi ini cenderung mengonsumsi makanan secara berlebihan, bahkan ketika tidak merasa lapar.
Kebiasaan tersebut dapat mengganggu kemampuan untuk mengontrol nafsu makan secara sehat dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya adalah obesitas.
Lantas, apa saja pemicu emotional eating dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memicunya:
1. Tingkat Stres yang Tinggi
BACA JUGA:5 Manfaat Alpukat untuk Mendukung Kehamilan Sehat
BACA JUGA:Rambut Rontok Setelah Melahirkan? Ini Cara Mengatasinya
Stres menjadi salah satu faktor utama. Saat seseorang mengalami tekanan atau kecemasan, tubuh akan meningkatkan produksi hormon kortisol. Hormon ini menimbulkan dorongan untuk mengonsumsi makanan tinggi gula, lemak, atau garam sebagai cara instan untuk merasa nyaman.
2. Kebiasaan yang Terbentuk Seiring Waktu
Sebagian orang membentuk kebiasaan makan tertentu untuk mengalihkan perhatian dari stres atau emosi negatif. Misalnya, makan makanan manis setiap kali merasa tertekan dapat menjadi pola yang berulang dan sulit dihentikan. Akhirnya, otak mulai mengasosiasikan makanan sebagai pelarian dari masalah emosional.
3. Kesulitan Mengelola Emosi
Kurangnya kemampuan untuk mengenali dan mengatur emosi dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap emotional eating. Mereka mungkin tidak tahu cara yang sehat untuk mengekspresikan perasaan, sehingga memilih makanan sebagai solusi jangka pendek.
BACA JUGA:Khasiat Teh Melati, Dari Meningkatkan Daya Tahan Tubuh hingga Menjaga Kesehatan Jantung
BACA JUGA:Simak! 5 Cara Efektif Mencegah Bopeng Akibat Jerawat
Strategi Menghindari Emotional Eating
Makan karena faktor emosional adalah hal yang umum terjadi. Namun, jika dibiarkan berlanjut, bisa berdampak buruk terhadap pola makan dan kesehatan secara keseluruhan. Berikut beberapa tips dari Mayo Clinic yang bisa membantu Anda mengatasinya: