Pemerintah daerah diminta untuk lebih waspada terhadap potensi konflik berlatar belakang agama. "Jangan sampai kita terlambat dalam menangani konflik. Jika dibiarkan berlarut-larut, dampaknya bisa sangat besar. Kita pernah mengalami hal ini di beberapa wilayah seperti Poso dan Kalimantan. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi sangat penting," jelasnya.
BACA JUGA:Cegah Kematian Ibu, Kemenag Gencarkan Bimbingan Perkawinan
BACA JUGA:Kemenag RI Distribusikan Kurma dari Arab Saudi Menjelang Ramadan
Ia juga mengingatkan agar agama tidak dijadikan alat untuk kepentingan politik atau tujuan jangka pendek. "Agama memiliki kekuatan luar biasa, seperti energi nuklir. Jika digunakan dengan bijak, ia dapat menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Namun, jika disalahgunakan, dampaknya bisa sangat merusak," ujarnya.
Sebagai penutup, Menag mengajak seluruh Kepala Daerah untuk menjadikan agama sebagai sarana dalam membangun bangsa. "Jika kita memanfaatkan agama sebagai pemersatu, maka ia akan menjadi kekuatan besar untuk mencapai kemajuan. Namun, jika agama dijadikan alat pemecah belah, dampaknya akan sangat buruk," pungkasnya.(*)