KORANPRABUMULIHPOS.COM – Kebiasaan tidur setelah makan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan, terutama terkait dengan peningkatan risiko penyakit serius.
Banyak orang yang terbiasa tidur setelah makan, dan ada anggapan bahwa kebiasaan ini dapat berkontribusi pada peningkatan risiko stroke.
Namun, benarkah demikian? Mari kita telaah lebih dalam mengenai fakta-fakta yang ada.
Tidur setelah makan sendiri tidak langsung menyebabkan peningkatan risiko stroke.
BACA JUGA:Atasi Bau Mulut Tanpa Obat Kimia, Ini 5 Bahan Alami yang Harus Dicoba
BACA JUGA:Mengenal Tanda-Tanda Olahraga Berhasil, 7 Perubahan yang Bisa Kamu Rasakan
Akan tetapi, pola makan yang buruk dapat berhubungan dengan peningkatan risiko tersebut, terutama yang menyebabkan masalah seperti obesitas, hipertensi, atau kolesterol tinggi.
Proses pencernaan yang terjadi setelah makan membutuhkan energi untuk memecah makanan menjadi nutrisi yang dapat diserap tubuh.
Proses ini akan mempengaruhi berbagai sistem tubuh, termasuk sistem kardiovaskular.
Saat kita tidur, metabolisme tubuh akan melambat, termasuk proses pencernaan.
BACA JUGA:Manfaat Luar Biasa Biji Selasi, Nutrisi Kecil dengan Keajaiban Besar
BACA JUGA:Perubahan Suasana Hati hingga Kesulitan Fokus, Kenali Gangguan Mental Sejak Dini
Hal ini bisa menyebabkan penumpukan makanan yang belum sepenuhnya dicerna, yang berisiko menimbulkan gangguan pencernaan seperti refluks asam atau kesulitan tidur.
Posisi tubuh yang berubah saat tidur juga dapat mempengaruhi proses pencernaan.
Misalnya, tidur telentang setelah makan berat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya refluks asam, karena makanan bisa naik kembali dari lambung ke kerongkongan.