Wacana Kurikulum Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka

Sabtu 09 Nov 2024 - 19:12 WIB
Reporter : Ros
Editor : Ros Suhendra

JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengungkapkan adanya wacana perubahan kurikulum di Indonesia yang diperkirakan akan menggantikan Kurikulum Merdeka. Perubahan ini semakin banyak dibahas oleh publik, khususnya di kalangan netizen.

Kurikulum baru yang akan diimplementasikan untuk menggantikan Kurikulum Merdeka adalah Kurikulum Deep Learning. Kurikulum ini dirancang untuk mendorong pemahaman yang lebih mendalam pada siswa melalui pendekatan yang lebih aktif dan interaktif.

Menurut Abdul Mu'ti, Kurikulum Deep Learning terdiri dari tiga pilar utama, yaitu Meaningful Learning, Joyful Learning, dan Mindful Learning. 

Tiga pilar ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan memberi ruang bagi siswa untuk lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

BACA JUGA:Wamentan Sudaryono Tegaskan Indonesia Bisa Tentukan Harga Sawit Global Lewat B50

BACA JUGA:Kunker Perdana Presiden Prabowo: 16 Hari, 5 Negara, Agenda Diplomasi Strategis

Dalam penjelasannya, Abdul Mu'ti menyatakan bahwa perubahan kurikulum ini bukan hanya sebatas pergantian nama, tetapi juga merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

 “Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi beban materi pelajaran, namun dengan pendekatan yang lebih mendalam dan eksploratif,” ungkapnya.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tiga pilar dalam Kurikulum Deep Learning:

1. Meaningful Learning (Pembelajaran yang Bermakna)

Pilar pertama, Meaningful Learning, bertujuan agar siswa tidak hanya menghafal materi, tetapi memahami mengapa materi tersebut penting dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 

BACA JUGA:Tak Perlu Khawatir Telat Bayar Listrik ada Brimo Bayar Kapan Saja lewat Handphone

BACA JUGA:Peluang Menjanjikan jadi Agen BRILink di Lubuklinggau

Dalam metode ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengaitkan teori dengan praktik nyata.

2. Joyful Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan)

Kategori :