Mats Deijl Gagal Jadi Harimau Malaya
Mats Deijl Gagal Jadi Harimau Malaya--Ig Mats Deijl
OLAHRAGA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Proses naturalisasi Mats Deijl untuk Timnas Malaysia mengalami penolakan dari FIFA, karena dia bukan keturunan asli Malaysia, melainkan orang Singapura.
Pemain yang saat ini memperkuat Go Ahead Eagles tersebut tidak memenuhi syarat untuk dinaturalisasi, menurut pernyataan dari Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Sebelumnya, seorang konten kreator sepak bola Malaysia, Weebro (@weebro_), optimis bahwa negara tersebut akan tampil di Piala Dunia, mengingat pengajuan naturalisasi untuk Mats Deijl telah dilakukan. Namun, pengajuan tersebut ditolak oleh FIFA.
Mats Deijl lahir di Singapura pada 24 Juni 1893 dan telah bermain dalam tujuh pertandingan di liga Belanda, Eredivisie.
BACA JUGA:Antoine Griezmann Mengakhiri Perjalanan Emas Bersama Timnas Prancis
BACA JUGA:Piala Asia U-20 2025: Timnas Indonesia U-20 Tambah Daya Saing dengan Pemain Naturalisasi
Malaysia berusaha keras untuk mengklaim bahwa Mats memiliki nenek moyang Melayu. Namun, FIFA berpendapat bahwa meskipun Mats memiliki latar belakang Melayu, kelahirannya di Singapura membuatnya tidak memenuhi syarat.
Weebro sebelumnya menyatakan keyakinannya dalam sebuah video, tetapi kini dia terlihat cemas setelah kabar penolakan tersebut. “Berat ini guys, berat,” ungkapnya dalam konten terbaru.
Dengan keputusan FIFA, Mats Deijl tampaknya tidak akan bergabung dengan Timnas Malaysia. FIFA menegaskan bahwa keturunan tidak dapat dianggap dari nenek atau kakek.
FIFA juga menyoroti pentingnya sejarah, mengingat Singapura dulunya merupakan bagian dari wilayah Melayu. “Dulu Singapura masuk dalam Malaysia,” jelasnya.
BACA JUGA:Transformasi Timnas: Mees dan Eliano Resmi Jadi WNI, Siap Tanding di Dua Laga Krusial
BACA JUGA:Perjuangan Timnas U-20: Erick Thohir Apresiasi Keberhasilan di Piala Asia 2025
Karena itulah, meskipun ada ikatan budaya, Mats tidak dianggap memiliki darah Malaysia yang sah.
Berita ini menarik perhatian banyak netizen, terutama dari Indonesia, yang memberikan berbagai komentar lucu dan kritis. Beberapa menyoroti kurangnya pengecekan genealogis sebelum dokumen diajukan, sementara yang lain mengungkapkan kekecewaan akan hasil yang tidak sesuai harapan.