Tetangga RI Borong Chip Canggih dari Amerika, Buat Apa?
--
Jakarta - Produsen chip terkemuka Nvidia memposting hasil kuartal ketiganya yang menunjukkan bahwa sumber terbesar pendapatan bisnis mereka datang dari negara tetangga Indonesia, Singapura.
Berdasarkan dokumen Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), sekitar 15% atau USD 2,7 miliar (Rp 42 triliun) pendapatan Nvidia dari triwulan yang berakhir bulan Oktober datang dari Singapura. Sementara itu, pendapatan di triwulan ketiga naik 404,1% dari USD 562 juta (Rp 8,7 triliun) di periode yang sama tahun lalu.
Dikutip dari CNBC, Senin (04/12/2023), AS menyumbang 34,77% dari pendapatan Nvidia, Taiwan 23,91%, dan China termasuk Hongkong 22,24%. Jadi, mengapa banyak pihak di Singapura membeli chip canggih dari AS ini?
"Saya berpikir bahwa ini soal data center dengan Singapura yang memiliki lumayan banyak data center dan penyedia layanan awan," ujar analis Maybank Securities Jarick Seet kepada CNBC.
Ia menambahkan bahwa chip tersebut bisa jadi dikirim ke Singapura untuk perakitan final bersama produk-produk lain, yang kemudian dikirim ke negara luar. Teknologi Nvidia juga bisa digunakan untuk kecerdasan buatan, komputasi, dan kendaraan listrik.
"Apa yang negara kota kecil itu lakukan dengan semua chip tersebut? Membangun data center, tentu saja!," kata Sang Shin, mantan eksekutif Temasek dan GIC.
Karena negara tersebut stabil dan aman, maka ada begitu banyak talenta, infrastruktur digitalnya kuat, dan kebijakan pemerintah kondusif bagi pelayanan digital dan data.
"Berbicara soal Singapura, perusahaan internet tertentu membeli solusi-solusi pusat data di Q3 supaya ditempatkan di pusat data Singapura. Singapura juga merupakan area pertumbuhan CSP khusus yang mendirikan pusat data di wilayah tersebut," tulis analis Citi.
Pada Januari 2022, Singapura mencabut moratorium yang dikeluarkan pada tahun 2019, yang sementara menunda pelepasan lahan untuk penggunaan data center. Singapura kemudian memberikan hak di bulan Juli kepada Equinix, Microsoft, penyedia solusi pusat data China GDS, dan ArTrunk bersama ByteDance untuk mengembangkan proyek data center baru dSingapura
Ada lebih banyak dari 70 data center operasional di Singapura per Januari 2022. Negara kota tersebut masih menyumbang 60% kapasitas data center di Asia Tenggara.
Singapura menjadi negara ketiga secara global dan pertama se Asia Pasifik dalam hal peringkat pasar data center. Virgini Utara dan Portland AS masuk ke peringkat pertama, sedangkan Hongkong di peringkat ke empat.
"Tuntutan akan data center di Singapura akan terus tinggi dengan pertumbuhan cepat dari aplikasi digital, e-commerce, internet of things, kecerdasan buatan, perdagangan kripto, aktivitas blockchain, permainan daring, dan lainnya. Peralihan ke pekerjaan hibrida dan digitalisasi bisnis juga berkontribusi pada tuntutan ruang data center," ujar International Trade Administration. (dc)