PKBM Tunas Integritas Hadir di Rutan Prabumulih, Buka Akses Pendidikan bagi Narapidana

PKBM Tunas Integritas Hadir di Rutan Prabumulih, Buka Akses Pendidikan bagi Narapidana--prabupos

PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Rumah Tahanan Kelas IIB Prabumulih terus memperluas layanan pembinaan bagi warga binaan. 

Tidak hanya fokus pada pembinaan kepribadian dan keterampilan, kini lembaga pemasyarakatan tersebut ikut menghadirkan akses pendidikan formal melalui pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tunas Integritas.

Program ini dirancang untuk mengakomodasi warga binaan yang putus sekolah serta belum menyelesaikan jenjang pendidikan dasar hingga menengah.

Tercatat, Kejar Paket A kini menjadi fokus utama karena mayoritas peserta masih berada pada kategori belum tamat Sekolah Dasar (SD) dan sebagian benar-benar belum bisa membaca maupun menulis.

BACA JUGA:13 Orang Langsung Bebas: 650 Narapidana Rutan Prabumulih dapat Remisi HUT RI ke-80

BACA JUGA:Persiapan Remisi HUT RI: Wali Kota dan Rutan Prabumulih Audiensi

“Karena sasaran kita yang buta aksara dan yang belum tamat SD. Saat ini ada 20 warga binaan yang sudah terdaftar mengikuti program Kejar Paket A,” ungkap Sandy Wiguna.

Berdasarkan data Dapodik internal, dari 20 peserta yang mengikuti pembelajaran, sebanyak 13 orang dikategorikan masih buta huruf. Mereka kini mengikuti kegiatan belajar rutin setiap hari di ruang kelas khusus yang disiapkan Rutan.

“Berdasarkan data kami, memang cukup banyak warga binaan yang sama sekali belum bisa membaca dan menulis. Jadi dengan adanya PKBM ini, mereka bisa belajar dari dasar, agar tidak tertinggal dan bisa lebih siap menjalani kehidupan setelah bebas nanti,” jelas Sandy.

Sandy mengungkapkan, sebagian besar peserta sebelumnya juga mengalami putus sekolah pada jenjang SMP dan SMA akibat faktor ekonomi hingga persoalan hukum yang dialami pada usia produktif.

BACA JUGA:Remisi Kemerdekaan, 15 Warga Binaan Rutan Prabumulih Bebas 17 Agustus

BACA JUGA:Bina Narapidana, Rutan Prabumulih Sulap Lahan Jadi Kebun Nanas Produktif

“Jadi banyak warga Prabumulih yang tersandung kasus hukum dan akhirnya putus sekolah. Sebagian besar putusnya di usia produktif, yakni SMP dan SMA. Setelah mereka masuk ke rutan, tentu sulit untuk kembali bersekolah karena ada stigma dari masyarakat dan kendala biaya,” ujar Sandy.

Melalui sistem pembelajaran fleksibel berbasis modul, PKBM diharapkan menjadi solusi agar warga binaan dapat menyelesaikan pendidikan tanpa harus kembali ke sekolah formal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER