Prediksi Hilal 1 Muharram 1446 H Menurut BMKG: Kapan Tahun Baru Islam Dimulai?

Ilustrasi-net-

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Umat Islam akan segera menyambut Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, yang dimulai pada tanggal 1 Muharram. Penentuan tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriah didasarkan pada pengamatan posisi Bulan dan Matahari. Untuk itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan prediksi ilmiah terkait awal tahun baru ini.

Dalam rilis yang dipublikasikan di laman resmi BMKG, dijelaskan bahwa prakiraan hilal saat Matahari terbenam akan terjadi pada tanggal 6 Juli 2024. Hilal, yang menandakan bulan baru, biasanya diamati pada hari ke-29 dan muncul sebagai bulan sabit muda yang pertama kali terlihat setelah konjungsi.

Konjungsi, atau ijtima, adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari jika dilihat dari pusat Bumi. Peristiwa ini diprediksi terjadi pada Jumat, 5 Juli 2024 pukul 22.57.16 UT atau Sabtu, 6 Juli 2024 pukul 05.57.16 WIB.

Di Indonesia, Matahari terbenam paling awal pada tanggal 6 Juli 2024 terjadi pada pukul 17.32.39 WIT di Merauke, Papua, sementara waktu terbenam paling akhir pada pukul 18.57.05 WIB di Sabang, Aceh. Dengan perhitungan ini, konjungsi diperkirakan terjadi sebelum Matahari terbenam pada tanggal 6 Juli 2024.

BACA JUGA:Pengedar Sabu di Sungai Keruh Terancam Hukuman Seumur Hidup

BACA JUGA:Menguak Keindahan Tersembunyi Tankaman Natural Park: Tempat Hiking dan Camping di Kaki Gunung Merapi

Oleh karena itu, rukyat hilal atau pengamatan hilal secara langsung untuk menentukan 1 Muharram dilakukan setelah Matahari terbenam pada tanggal tersebut. Bagi yang menggunakan hisab dalam menentukan awal bulan Muharram 1446 H, kriteria-kriteria hisab harus diperhitungkan pada saat Matahari terbenam tanggal 6 Juli 2024.

Menurut BMKG, tinggi hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada tanggal 6 Juli 2024 berkisar antara 3,06 derajat di Merauke, Papua hingga 5,84 derajat di Sabang, Aceh. Tinggi hilal diukur dari posisi proyeksi Bulan di horizon hingga posisi pusat piringan Bulan.

Sejak Oktober 2008, BMKG rutin melakukan pengamatan rukyat hilal setiap bulan menjelang pergantian bulan Hijriyah di seluruh wilayah Indonesia. Sebelum pengamatan, BMKG melakukan perhitungan hisab posisi Bulan dan Matahari dengan metode hisab tadqiqi atau ashri. Pengamatan hilal dilakukan mulai sore hingga petang (selepas Maghrib) sampai bulan terbenam. Jika tinggi hilal masih di bawah 2 derajat saat pengamatan, maka pengamatan kedua dilakukan esok harinya.

BMKG mendukung pengamatan hilal dengan perhitungan dan pengolahan data posisi Bulan dan Matahari, termasuk informasi berikut:

  • Waktu konjungsi (ijtimak)
  • Waktu terbenam Matahari di Indonesia
  • Peta ketinggian hilal (dunia dan Indonesia)
  • Peta elongasi (dunia dan Indonesia)
  • Peta umur bulan (dunia dan Indonesia)
  • Peta lag (dunia dan Indonesia)
  • Peta fraksi iluminasi bulan (dunia dan Indonesia)
  • Informasi objek astronomi lainnya yang mungkin dianggap sebagai hilal
  • Data hilal saat Matahari terbenam di kota-kota di Indonesia

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER