Sejarah Islam The Battle Of Mansoura dan Alasan Umat Islam Diam Atas Genosida di Palestina

Misalnya, Daulah Mamluk sangat fokus pada pengembangan infrastruktur yang kuat dan modern di Mesir.

Mereka membangun masjid-masjid megah, universitas Islam, jembatan-jembatan, dan sistem irigasi yang luas.

Namun pasukan Salib tidak lantas berhenti untuk merusak umat islam yang pada saat itu sangat unggul pada bidang militernya dan kuatnya keimanan mereka.

Kekalahan tersebut membuat Raja Louis IX berupaya menyerang kaum muslimin dari medan pemikiran, bukan lagi medan militer.

Motivasi penggunaan perang pemikiran didapatkannya setelah kalah berkali-kali dari umat islam.

“Kamu sekalian tidak akan mampu untuk mengalahkan orang-orang islam di medan peperangan fisik. Pertama, kamu mesti merusak dulu keyakinan mereka. Lalu, barulah kamu sekalian bisa menakhlukkan mereka dengan mudah”.

Itulah yang dikatakan Louis IX pada raja-raja Eropa, panglima militer dan jajaran menteri sehingga mereka pun menempuh jaln perang lewat pengacauan aqidah.

Dalam uraian seorang ulama, Louis IX menyimpulkan bahwa siapapun yang menghadapi umat islam, maka mereka harus menempuh dalam lain.

Perang pemikiran lebih memberikan pengaruh besar dengan menanamkan keraguan dan opini yang sesat ditengah umat islam.

Alasan inilah yang membuat umat islam pada akhirnya abai terhadap permasalahan umat seperti genosida di Palestina.

Umat islam justru sibuk dengan mengikuti trend terbaru, berdebat pada hukum yang furu’ bahkan sibuk dengan maksiat.

Padahal dengan memberitakan apa yang terjadi di Palestina sudah menjadi bagian dari perlawanan dari perang pemikiran yang terjadi.

Pentingnya Palestina atau Masjidil Aqsha yang akan dihancurkan oleh Zionis merupakan sepotong aqidah umat islam yang wajib dijaga bersama.(*)