Inovasi Batch Drilling PEP Adera Field Dongkrak Produksi, Perkuat Ketahanan Energi Menuju 1Juta Barel per Hari
Inovasi Batch Drilling PEP Adera Field Dongkrak Produksi, Perkuat Ketahanan Energi Menuju 1Juta Barel per Hari--Foto: Ros Prabumulih Pos
PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan energi nasional dengan meluncurkan inovasi yang menjadi tonggak ketahanan energi.
Inovasi tersebut adalah teknologi Batch Drilling Onshore yang tengah diimplementasikan di Cluster Benuang, wilayah kerja Field Adera Zona 4, Sumatera Selatan.
Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) pada tahun 2030.
Sebagai salah satu pilar utama dalam industri hulu migas Tanah Air, PHR Regional Sumatera tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga pada penerapan teknologi mutakhir yang mampu mendorong efisiensi dan keberlanjutan operasi.
Dengan sistem ini, rig tidak perlu dipindahkan secara konvensional, melainkan cukup digeser secara horizontal menggunakan skidding system atau walking system.
Inovasi ini membuat proses pengeboran berlangsung jauh lebih cepat, efisien, dan hemat biaya dibandingkan metode tradisional.
Drilling Superintendent Zona 4 PDSI Ernez Febriant, menyampaikan metode Bentriling berbeda jauh dari sistem konvensional yang selama ini digunakan di industri pengeboran darat. Dalam metode lama, pengeboran dilakukan satu per satu hingga tuntas sebelum beralih ke sumur berikutnya.
“Dengan metode Batch Drilling, kami bisa melakukan pengeboran lima sumur secara paralel dalam satu area kerja (wellpad). Prosesnya dilakukan bertahap per bagian atau section by section, hingga seluruh sumur selesai tanpa harus membongkar dan memasang kembali rig,” jelas Ernez Febriant dibincangi saat di lokasi Benuang belum lama ini
Disampaikannya, dengan Teknologi ini rig bergerak secara horizontal menggunakan sistem walking atau skidding, sehingga waktu yang biasanya habis untuk bongkar pasang rig dapat dihemat secara signifikan.
“Dalam metode konvensional, setiap kali berpindah sumur kita butuh waktu untuk rig up dan rig down. Dengan Batch Drilling, rig cukup sekali setup, dan bisa langsung berpindah ke titik berikutnya. Dari sisi efisiensi waktu, kami mencatat penghematan sekitar 10 hingga 15 persen, sementara pekerjaan yang biasanya memakan waktu 8 bulan kini bisa diselesaikan hanya dalam 6 bulan,” tambahnya.
Efisiensi tersebut tak hanya terlihat dari sisi operasional, tetapi juga dari peningkatan produksi. Berdasarkan data PHR, sejak penerapan teknologi ini pada 2025, produksi minyak di Lapangan Benuang melonjak drastis.
Dari lima sumur yang dibor dengan metode Batch Drilling, empat sumur telah selesai dan berhasil memproduksi total 3.388 barel minyak per hari (BOPD), jauh di atas target awal sebesar 1.200 BOPD.
Sementara itu, sumur kelima masih dalam tahap akhir komplesi dan diperkirakan akan menambah volume produksi secara signifikan pada akhir Oktober.

