Sadli Husendra, Seniman Lokal Setia Terhadap Budaya Daerah: Ciptakan Lagu Desa Pangkul hingga Prabumulih MAS

Reporter: Ros |

Editor: ros suhendra |

Senin , 27 Oct 2025 - 23:03

Sadli Husendra, Seniman Lokal Setia Terhadap Budaya Daerah: Ciptakan Lagu Desa Pangkul hingga Prabumulih MAS--

sadli husendra, seniman lokal setia terhadap budaya daerah: ciptakan lagu desa pangkul hingga prabumulih mas                            prabumulih, koranprabumulihpos.com – di saat musik modern dan budaya luar semakin menjamur, seorang anak muda prabumulih memilih tetap berpijak pada akar budayanya sendiri. 
dia adalah sadli husendra, pemuda kelahiran 12 februari 1991 yang tumbuh dengan kecintaan mendalam pada tanah kelahiran.
sadli berasal dari keluarga yang berakar kuat di dua dusun penuh sejarah, ayahnya berdarah tanjung raman, sementara ibunya merupakan putri asli kemang tanduk. dari situlah ia merasa memiliki kewajiban moral untuk menjadi suara bagi budaya daerahnya.
“karena darah itu dari prabumulih, saya ingin buat musik yang bisa mengangkat kampung halaman sendiri,” tuturnya dengan penuh keyakinan.
bukan sekadar niat, langkah sadli sudah jauh melangkah. beberapa lagunya yang bertemakan desa-desa di prabumulih mulai mendapat tempat di hati masyarakat. 
baca juga:prabumulih expo 2025 dibuka, wali kota arlan dorong kemajuan ekonomi dan umkm
baca juga:wali kota arlan dukung pelestarian sedekah dusun di prabumulih
dua lagunya yang telah dirilis ialah “desa pangkul” dan “oy tanjung menang" keduanya hadir dengan lirik sederhana, namun menyimpan kekuatan emosi serta cerita kehidupan lokal yang jarang disorot.
melalui lagu, sadli menghadirkan suasana desa yang hangat, kedekatan antar warga, serta cinta mendalam pada kampung halaman. musiknya menjadi semacam dokumentasi budaya yang dinyanyikan, bukan dituliskan.
tak puas hanya dengan dua karya, kini ucen—nama panggungnya—tengah menyiapkan deretan lagu lain terinspirasi dari desa-desa seperti sinar rambang, talang batu, hingga karya mulya. 
setiap karya dimulai dari langkah-langkah kecilnya menyusuri dusun, mendengar langsung cerita kehidupan warga, lalu menuangkannya menjadi melodi yang bisa dinikmati siapa saja.
terbaru, ayah satu putra ini menciptakan lagu dan merilis lagu daerah berjudul prabumulih mas. lagu yang diciptakan saldi menjadi kado indah hut kota dan launching dimomentum hut kota ke-24 belum lama ini. 
"alhamdulillah saya mendapat dukungan penuh dari pak wali, pak wawako, pak kadin juga sangat memberikan dukungan," ujarnya tak lupa menyampaikan terima kasih atas dukungan tersebut 
baca juga:pemkot prabumulih kucurkan insentif triwulan iii, wako h arlan: pengabdian sosial harus dihargai
baca juga:wali kota arlan tegaskan komitmen tata ruang berkelanjutan dalam konsultasi publik rtrw prabumulih
ketika ditanya mengapa begitu gigih mempertahankan musik daerah, sadli menjawab dengan lantang namun penuh perasaan. 
“saya ingin generasi sekarang tahu kalau prabumulih punya budaya yang indah. kalau bukan kita, siapa lagi?”
menariknya, meski tak pernah mengikuti ajang pencarian bakat atau kompetisi musik, ia justru kerap dipercaya menjadi juri lomba menyanyi di tingkat desa hingga kelurahan. pengalaman dan kepekaannya terhadap seni vokal membuatnya dihormati sebagai seniman lokal yang mengerti arah perkembangan musik di daerahnya.
di sela kesibukan sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (pppk) di dinas kominfo prabumulih, ia terus meluangkan waktu untuk berkarya. baginya, ini bukan soal popularitas, melainkan dedikasi.
ia ingin pemerintah dan masyarakat semakin membuka mata bahwa karya lokal tak kalah berharga dari musik modern yang tengah digandrungi. 
mimpinya sederhana namun bermakna besar, merekam lagu-lagu daerah prabumulih secara profesional dan memperdengarkannya ke telinga masyarakat nasional.
baca juga:wali kota arlan ajak media perkuat kolaborasi untuk bangun prabumulih, usul pembangunan rumah komunitas
baca juga:asn prabumulih raih gelar non litigation peacemaker, wali kota cak arlan bangga
“saya tidak mengejar ketenaran. saya hanya ingin budaya dan nama desa-desa di prabumulih tetap terdengar. musik adalah cara saya menjaga mereka tetap hidup,” ucapnya menutup percakapan.
suara sadli bukan hanya nyanyian, melainkan seruan untuk kembali mencintai akar sendiri sebelum terpikat budaya luar. harapannya, langkah kecil ini akan menjadi gerakan besar bagi pelestarian budaya prabumulih.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Prabumulih Pos 28 Oktober 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan