Pedro : Pentingnya Etika Tingkah Laku ditanamkan Pada Anak-anak Sejak dari Rumah

Sekretaris Dinas Pendidikan kata mata hitam pose bersama du stand Dinas Pendidikan Talang Jimar--
PRABUMULIH – Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Prabumulih, Pedro Santoso AB, S.Pd., M.Si., memberikan tanggapan tegas terhadap fenomena yang kerap terjadi di dunia pendidikan akhir-akhir ini, yakni kecenderungan sebagian orang tua yang membela anak meskipun anak tersebut melakukan kesalahan di sekolah. Menurutnya, fenomena ini harus menjadi perhatian bersama karena berdampak langsung terhadap pembentukan karakter dan moral generasi muda.
Pedro menilai bahwa pendidikan bukan hanya soal pengetahuan akademik, tetapi juga mencakup pembinaan akhlak, etika, dan sopan santun. Ia menegaskan, tanggung jawab terbesar dalam membentuk akhlak dan perilaku anak sebenarnya berada di lingkungan keluarga. “Persentase pendidikan akhlak, etika, tingkah laku, dan sopan santun lebih banyak menjadi tanggung jawab orang tua di rumah,” ujarnya.
Meski demikian, ia tidak menafikan peran penting guru di sekolah. Guru, menurutnya, memiliki peran strategis dalam mengasah kompetensi, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. “Sekolah berfokus pada pembentukan kompetensi siswa agar mereka memiliki bekal ilmu, keterampilan, dan kedisiplinan dalam belajar. Namun, pembinaan karakter tetap harus berjalan beriringan,” tambah Pedro.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan hanya akan tercapai jika peran keluarga dan sekolah berjalan beriringan. Orang tua tidak boleh serta-merta membela anak tanpa memahami konteks permasalahan di sekolah. “Jika anak salah, perlu ditegur dan diarahkan dengan cara yang benar. Membela kesalahan justru menanamkan nilai yang keliru,” tegasnya.
Pedro juga mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi dan observasi lapangan, ada korelasi positif antara akhlak dan prestasi siswa. “Semakin tinggi akhlak dan attitude siswa, semakin tinggi pula kompetensi yang mereka miliki. Hal ini terbukti dari berbagai survei dan penilaian karakter di sekolah-sekolah,” jelasnya.
Ia berharap para orang tua dapat menjadikan sekolah sebagai mitra dalam mendidik anak, bukan sebagai tempat untuk menyalahkan atau mengintervensi setiap kebijakan pendidik. “Guru tidak sedang menghukum, tapi mendidik. Jika anak salah, guru punya tanggung jawab moral untuk memperbaikinya,” ujar Pedro.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa karakter baik adalah fondasi utama dari kecerdasan intelektual. Tanpa akhlak yang kuat, ilmu pengetahuan yang tinggi pun bisa kehilangan arah. “Kita ingin mencetak generasi yang cerdas sekaligus beretika, bukan sekadar pintar tapi kehilangan rasa hormat dan tanggung jawab,” ucapnya dengan tegas.
Menurut Pedro, fenomena orang tua yang terlalu protektif terhadap anak justru bisa menghambat proses pembelajaran nilai-nilai kehidupan. Anak perlu belajar menerima konsekuensi dari perbuatannya agar tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan berintegritas. “Pendidikan sejati adalah keseimbangan antara hati, pikiran, dan tindakan,” katanya.
Di akhir wawancara, Pedro Santoso AB, S.Pd., M.Si. menegaskan komitmen Disdikbud Kota Prabumulih untuk terus memperkuat sinergi antara sekolah, guru, dan orang tua. “Mari bersama-sama membangun ekosistem pendidikan yang sehat, di mana akhlak dan kompetensi tumbuh seimbang. Karena anak yang berkarakter baik pasti akan menjadi pelajar yang unggul,” tutupnya.(05)