China Perkenalkan SpikingBrain 1.0, Model AI Terinspirasi Otak Manusia

Tidak Melek AI Akan Tertinggal, Pemerintah Targetkan 1.000 Perusahaan, Masuk Program Produktivitas Nasional--Freepik
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Tim peneliti di Institute of Automation, Beijing, resmi memperkenalkan SpikingBrain 1.0, sebuah large language model (LLM) yang diklaim sebagai model AI mirip otak pertama di dunia. Keunggulan utama teknologi ini adalah konsumsi energi lebih rendah, kinerja lebih efisien, dan sepenuhnya berjalan tanpa chip Nvidia.
Berbeda dengan model AI konvensional, SpikingBrain 1.0 bekerja dengan cara meniru sistem neuron manusia. Alih-alih memproses semua data secara bersamaan, model ini hanya mengaktifkan “neuron” tertentu ketika dibutuhkan. Pendekatan ini membuatnya lebih hemat daya sekaligus mampu menangani tugas yang kompleks.
Teknologi inti yang digunakan disebut spiking computing, yaitu metode pemrosesan yang hanya mengirim sinyal saat ada pemicu, mirip seperti cara kerja otak. Berkat mekanisme ini, SpikingBrain 1.0 dilaporkan dapat bekerja hingga 100 kali lebih cepat dibanding model tradisional, berdasarkan makalah teknis yang dipublikasikan di arXiv (meski belum melalui peer review).
Model ini hadir dalam dua versi: 7 miliar parameter dan 76 miliar parameter, yang sudah bisa diuji coba melalui situs resmi. Menariknya, meski dilatih dengan dataset yang relatif kecil, performanya mampu menyamai model open-source populer. SpikingBrain 1.0 juga mendukung pemrosesan prompt panjang sehingga cocok diaplikasikan untuk dokumen hukum, rekam medis, hingga simulasi ilmiah.
Yang membuatnya semakin istimewa, seluruh ekosistem AI ini dibangun menggunakan chip buatan lokal, MetaX, bukan GPU Nvidia. Tim peneliti menyebut sistem mereka berhasil berjalan stabil selama beberapa minggu dengan ratusan chip MetaX, sekaligus mengonsumsi daya jauh lebih kecil.
“Hasil ini membuktikan bahwa pelatihan model berskala besar bisa dilakukan secara efisien di luar ekosistem Nvidia. Lebih dari itu, pendekatan berbasis otak membuka arah baru dalam pengembangan sistem komputasi masa depan,” tulis tim SpikingBrain 1.0, dikutip dari South China Morning Post, Rabu (17/9/2025).