Antisipasi Penyakit, Karantina Sumsel Perketat Barang Impor dari AS

Antisipasi Penyakit, Karantina Sumsel Perketat Barang Impor dari AS--

PALEMBANG, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Indonesia diprediksi akan dibanjiri produk-produk impor asal Amerika Serikat (AS) setelah penandatanganan kesepakatan bebas bea impor antara Presiden RI, Prabowo Subianto, dan Presiden AS, Donald Trump. Kebijakan ini juga mencakup produk pangan yang menjadi perhatian khusus otoritas karantina.

Untuk mencegah potensi masuknya produk yang membawa penyakit atau yang dilarang, Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Selatan memperketat pengawasan barang impor dari AS.

“Sebelum barang impor masuk, sudah ada kajian dan pengawasan ketat. Kami pastikan keamanan pangannya serta keberadaan hama penyakit,” ungkap Nadia De Vega, Analis Perkarantinaan Tumbuhan Karantina Sumsel, Sabtu (27/7).

Nadia menjelaskan, setiap produk impor wajib melengkapi sejumlah dokumen resmi seperti Certificate of Analysis (CoA), Phytosanitary Certificate (PC), Health Certificate (HC), serta Fumigation Certificate. Semua dokumen tersebut harus diverifikasi sebelum barang diizinkan masuk ke Indonesia.

BACA JUGA:Palembang Borong Penghargaan: RD-PS Diganjar Menteri Hukum, Sumsel Raih Rekor MURI Berkat Bantuan Hukum Gratis

BACA JUGA:Gubernur Sumsel Usulkan 6.120 Formasi PPPK Paruh Waktu ke KemenPAN-RB & BKN

“Meskipun dokumennya lengkap, tetap saja ada potensi kecurangan. Bisa saja ada dokumen palsu atau barang mengandung hama penyakit yang berbahaya,” jelasnya.

Apabila ditemukan potensi risiko tinggi terhadap kesehatan manusia, hewan, atau tumbuhan, maka produk tersebut akan dimusnahkan untuk mencegah penularan penyakit.

Sebagai contoh, Nadia menyebut Indonesia pernah memusnahkan sebanyak 108 ton jahe impor asal Myanmar dan Vietnam yang terbagi dalam empat kontainer.

“Jahe tersebut tidak memenuhi persyaratan karantina karena ditemukan adanya kontaminasi tanah, yang dapat menjadi media pembawa hama dan penyakit,” tuturnya.

BACA JUGA:Dua Emas dari Karate dan Silat, Prabumulih Peringkat 2 O2SN Sumsel 2025

BACA JUGA:Samsat Prabumulih Sulap Pekarangan Kantor Jadi Kebun Sayur, Dukung Gerakan Sumsel Mandiri Pangan

Karantina Sumsel menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pengawasan, apalagi setelah kebijakan bebas bea impor dari AS mulai berlaku.

“Pengawasan kami lakukan secara berlapis, baik di pelabuhan maupun melalui laboratorium, agar hanya produk aman yang bisa beredar di pasaran,” pungkas Nadia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER