Berkah di Musim Hujan, Pedagang Untung Lebih Banyak

Foto: dok. Zahra Fauziah Rahmah/detikcom--

"Jadi pendapatannya nggak bisa diprediksi, variasi lah, dalam per hari biasanya Rp 100 ribu, kadang juga Rp 150 ribu, tergantung orderannya, semakin jauh semakin besar peluang rupiahnya," pungkasnya.

Pedagang bakso, Lala (bukan nama sebenarnya) juga merasakan hal yang sama dengan pedagang wedang ronde dan ojol. Anak dari pasangan Lis Suningsih dan Darto turut membantu kedua orang tuanya mengelola kedai bakso gepeng di Depok, Jawa Barat. Perempuan yang lahir di Kota Belimbing itu menjelaskan adanya dampak positif musim hujan terhadap omset kedai bakso milik orang tuanya.

"Di hari biasa (kemarau) bisa dapet 5-7 juta. Selisihnya ga tinggi juga si, ya paling di musim hujan bisa naik 2-3 juta," kata Lala kepada tim detikcom beberapa waktu lalu.

Anak ketiga dari 4 bersaudara itu mengatakan suasana dingin ketika musim hujan menjadi faktor yang membawa pelanggan datang ke kedai bakso milik orang tuanya.

"Musim hujan cukup membantu pendapat toko keluarga. (Karena) bakso itu kan orang ngingetnya 'aduh dingin nih, enak nih makannya yang anget-anget'. Alhamdulillah si, jadi ada pengaruh lah," ujar perempuan berumur 23 tahun itu.

Selain didukung musim hujan, kedai yang memiliki nama lengkap bakso gepeng H. Bewok tersebut telah berkiprah cukup lama. Lala mengatakan, ayahnya merupakan sosok pencetus bakso tersebut yang memulai berjualan dengan menuntun gerobak pada tahun 1980.

"Tahun 1980 orang tua udah mulai jualan. Tapi belum yang jualan menetap, dulu masih jualan keliling, pakai gerobak dan baru menetap itu, punya toko itu 1990 berarti untuk saat ini sudah 33 tahun, kalau ditotalin sudah 43 tahun untuk berjalannya (jualan). Terus pas tahun 90-an pindah ke Depok," pungkasnya.

Di tempat terpisah, berkah musim hujan juga dirasakan oleh pedagang batagor bernama Budi Setiawan. Berlokasi di Cibubur, Jakarta. Ia telah berjualan sebagai pedagang batagor dan siomay selama 4 bulan.

Merantau bersama kakaknya, Ia mengaku merasakan penambahan omset Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per harinya saat musim hujan.

"Kalau hujan, itu tuh batagornya kemaren-kemaren. Kemaren dapet Rp 500 ribu," paparnya.

Strategi berjualan yang dilakukan pria berusia 19 tahun itu turut mendorong pendapatannya. Ia kerap mangkal di dekat halte bus jurusan Cibubur-BKN, di mana menjadi tempat aktif lalu lalang para karyawan.

Sebelum menjadi pedagang batagor dan siomay, Budi bersama kakaknya bekerja sebagai petugas kebersihan di wilayah Cikarang.Namun, keduanya 'banting stir' menjadi pedagang makanan keliling karena omset yang didapat lebih menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (dc)

 

Tag
Share
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER