Tarif Trump Ancam Harga iPhone, Konsumen Panik Borong Sebelum Naik

Ancaman Tarif Trump, Konsumen Panik Borong iPhone Sebelum Mahal--

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Ancaman kebijakan tarif tinggi yang diusulkan mantan Presiden AS, Donald Trump, terhadap barang impor dari Tiongkok, bisa berdampak besar pada industri teknologi. Apple, yang masih mengandalkan produksi iPhone dari China, disebut sebagai salah satu perusahaan yang paling berisiko terkena imbasnya.

Trump berencana menerapkan tarif hingga 104% untuk produk asal China. Jika rencana ini direalisasikan, harga iPhone di Amerika Serikat bisa melonjak tajam — dan bukan tidak mungkin kenaikan harga juga akan dirasakan oleh konsumen global.

Di AS, kekhawatiran ini membuat sejumlah konsumen mulai membeli perangkat Apple lebih cepat sebelum harga naik. Beberapa pegawai Apple Store menyatakan bahwa toko mereka dipenuhi pembeli yang resah.

"Hampir setiap orang bertanya apakah harga iPhone akan naik," ujar seorang staf toko Apple seperti dilansir dari MacRumors.

Apple sendiri belum memberikan arahan khusus kepada para pegawai ritel terkait pertanyaan tersebut. Namun, laporan menunjukkan bahwa penjualan di toko Apple pada tanggal 5 dan 6 April mencatat peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya.

Untuk mengantisipasi dampak tarif, Apple dilaporkan sudah mulai menimbun stok perangkat di AS. Berdasarkan laporan dari Times of India, pada akhir Maret, Apple telah mengirim lima pesawat penuh berisi iPhone dan perangkat lainnya dari India ke Amerika. Bahkan dari China pun, pengiriman dilakukan di luar jadwal normal untuk menambah cadangan.

Langkah ini dimaksudkan agar Apple dapat menjaga kestabilan harga dalam beberapa bulan ke depan. Terlebih, perangkat buatan India terkena tarif yang lebih rendah, yaitu sekitar 26%, sehingga perusahaan asal Cupertino itu dapat memenuhi sekitar 50% permintaan domestik AS dengan iPhone buatan India.

Meski demikian, belum ada kejelasan terkait strategi jangka panjang yang akan ditempuh Apple untuk menghadapi tarif tersebut. Analis dari JPMorgan Chase memprediksi bahwa Apple mungkin akan menyesuaikan harga secara global — dengan kenaikan sekitar 6% — guna menutup biaya tambahan akibat tarif di AS. Ini berarti harga iPhone di luar AS, termasuk Indonesia, juga bisa ikut terdampak.

Skenario terburuk, apabila Apple memindahkan produksi iPhone ke dalam negeri — langkah yang oleh banyak ahli dianggap tidak realistis — analis dari Wedbush, Dan Ives, memperkirakan harga jual iPhone bisa menembus USD 3.500.

Sementara itu, Morgan Stanley memperkirakan Apple harus menanggung biaya tambahan hingga USD 34 miliar per tahun jika tarif benar-benar diterapkan. Meskipun Apple telah berupaya memindahkan sebagian produksinya ke luar China, negara-negara tersebut juga terimbas tarif, yang pada akhirnya tetap membatasi ruang gerak Apple dalam menjaga efisiensi rantai pasokan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER