Utang Obat Capai Rp18,5 Miliar, Direktur RSUD Kota Prabumulih: Ini PR Rumah Sakit

Utang Obat Obatan RSUD Kota Prabumulih--prabupos

Begitupun saat ditanya mengenai rincian jumlah hutang sebelum dan setelah dirinya menjabat? Mantan kepala Puskesmas Prabumulih Barat ini belum bisa menjawab. "Kita menunggu audit BPKP," ucapnya.

Menurut drg. Sri, beberapa program unggulan dari kepemimpinan sebelumnya, seperti layanan cuci darah, turut menyumbang peningkatan beban utang RSUD. Selain itu, biaya operasional besar, termasuk perbaikan gedung yang rusak dan peningkatan fasilitas rumah sakit, juga berkontribusi pada akumulasi utang.

BACA JUGA:Kisah Puspa Dewi: Pekerja Migran Ilegal Prabumulih yang Akhirnya Pulang Setelah Alami Perlakuan Buruk

BACA JUGA:Jelang Pelantikan Kepala Daerah, PJ Wako Prabumulih Pimpin Apel Terakhir

Menyikapi masalah ini, drg. Sri mengungkapkan bahwa pihak RSUD telah berkoordinasi dengan pemerintah kota dan instansi terkait untuk mencari solusi terbaik.

"Kita tidak menyalahkan siapapun, ini menjadi PR dari rumah sakit. Saat ini jaman saya dan saya berharap bisa mencari solusi dari persoalan saya," tegasnya.

Salah satu langkah yang telah diambil adalah mengajukan surat kepada BPKP untuk melakukan evaluasi terkait masalah ini, dengan harapan solusi yang tepat dapat ditemukan.

Terkait dengan pengadaan obat, drg. Sri menjelaskan bahwa pembelian obat kini dilakukan melalui distributor utama untuk memastikan kelancaran distribusi dan pembayaran tepat waktu. Dengan sistem ini, RSUD dapat memastikan pemesanan obat tetap berjalan sesuai kebutuhan rumah sakit.

BACA JUGA:Karangan Bunga Ucapan Selamat untuk Walikota Wawako Prabumulih Berjejer di Rumah Dinas

BACA JUGA:PELTI Kota Prabumulih Periode 2025 - 2029 Bakal Dibentuk

Ia menegaskan bahwa tidak ada obat-obatan yang fiktif atau markup dalam proses pengadaan ini, dan semua transaksi tercatat dengan jelas."Tidak ada fiktif semuanya benar benar ada," tegasnya.

Selain itu, drg. Sri juga menjelaskan bahwa kebutuhan obat tahunan di RSUD Kota Prabumulih mencapai lebih dari Rp15 miliar, yang menjadi dasar untuk perencanaan pengadaan obat setiap tahunnya. Semua ini dilakukan dengan sistem yang transparan dan terorganisir untuk mendukung kelangsungan layanan rumah sakit.

Meski begitu, utang yang menumpuk ini tetap menjadi perhatian serius di pihak RSUD Prabumulih.

Pihak rumah sakit berharap adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk menyelesaikan masalah keuangan ini, sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat tetap dapat berjalan lancar tanpa hambatan.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER