Terkuak! Ada Unsur 'Sengaja' di Balik Mobil Tertimpa Palang Saat Uji Coba MLFF

Foto: Gerbang Tol Bali Mandara. (Dok. Triwidiyanti)--

Jakarta - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Miftachul Munir mengungkap 'rahasia' di balik video viral berisi mobil tertimpa palang saat uji coba sistem bayar tol tanpa setop atau Multi Lane Free Flow (MLFF). Uji coba itu dilangsungkan di Gerbang Tol I Gusti Ngurah Rai, Jalan Tol Bali-Mandara pada pekan lalu.

Munir menjelaskan, salah satu yang diujicoba saat itu adalah kemampuan sistem aplikasi MLFF dalam mendeteksi mobil yang telah terdaftar. Apabila mobil yang terdaftar lewat maka palang akan terbuka.

BACA JUGA:Tambang Batu Bara Bawah Tanah di Kalsel Resmi Operasi, Produksi 20 Juta Ton/Tahun

Sebaliknya, palang otomatis langsung tertutup jika dilewati mobil yang belum terdaftar. Alhasil, nampak dalam video viral yang sempat beredar ada mobil-mobil yang terkena palang pintu tol.

Dalam uji coba tersebut penyelenggara sengaja mengikutsertakan mobil yang terdaftar dan tidak terdaftar demi mengetes sistem. Dalam hal ini, mobil-mobil yang tertimpa palang tersebut ialah mobil yang tidak terdaftar. Meski demikian, hal ini dijamin aman lantaran palang terbuat dari bahan yang empuk sehingga tidak akan merusak mobil.

BACA JUGA:Gaet Vietnam, Trenggono Dorong Peran Strategis RI di Supply Chain Lobster

"Jadi kemarin yang beredar viral di dunia maya, ada mobil yang tertimpa palang itu memang kita sengaja untuk melihat berapa kira-kira gap pada saat mobil yang kira-kira belum teregister itu masuk. Apakah bisa ke detect atau tidak? Jadi itu mobil yang memang tertimpa itu mobil yang tak teregister. Harusnya dengan gap sekian detik itu palang akan nutup," katanya, ditemui di Pos Pantau Jasa Marga, Cikampek, Jawa Barat, Rabu (20/12/2023)

Munir mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah skenario dari total sebanyak 167 tes yang dilangsungkan dalam uji coba ini. Dalam hal ini, baru beberapa tes yang telah berhasil dilalui.

"Kita baru berhasil beberapa dari tahapan itu. Mulai dari November saat Pak Menteri (Basuki Hadimuljono) ke Bali, kita fungsikan di Plaza Ngurah Rai dari 4 gate kita hanya fungsikan 1 gate. Kita jadikan laboratorium di sana, jadi fungsinya seperti itu. Jadi nanti kita lihat potensi risikonya seperti apa," jelasnya.

BACA JUGA:Jangan Coba-Coba Rayakan Tahun Baru Dengan Musik Remix, Ini Ancaman Kapolres Ogan Ilir

Dari ketidakberhasilan tersebut nantinya akan dipelajari oleh BPJT. Munir mengatakan, ada empat kategori yang diujicobakan. Pertama ialah Automatic Number Plate Recognition (ANPR) dengan video tolling. Dari sana, mobil yang teregistrasi akan dikenali. Kemudian sistem transaksinya, Cantas. Baru berikutnya nanti adalah aistem money flow-nya.

"Jadi alur uang pada saat kendaraan masuk kemudian alur uang itu tadi masuk ke BUJT-nya seperti apa. Kemudian nanti end-to-end masalah pentarifan. Karena ada beberapa tol kita ada yang menggunakan tarif terbuka dan ada tarif tertutup," kata Munir.

"Pada tarif terbuka kan begitu dia masuk bisa langsung kita deduct berapa tarifnya. Tapi kalau tertutup, ini harus kita tracking sampai dia keluar di mana baru di situ tarifnya kita deduct sesuai dengan travelling yang mereka lakukan," imbuhnya.

Lebih lanjut Munir mengatakan, ditargetkan momentum COD parsial atau komersial secara sebagian akan mulai dilakukan pada Maret 2024 mendatang di GT I Gusti Ngurah Rai, Jalan Tol Bali-Mandara. Setelah itu, rencananya secara bertahap selama satu tahun, akan dikembangkan ke ruas lainnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER