Tambang Batu Bara Bawah Tanah di Kalsel Resmi Operasi, Produksi 20 Juta Ton/Tahun

Ilustrasi/Foto: REUTERS/Ilya Naymushin/File Photo--

Jakarta - Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba), Bambang Suswantono menghadiri peresmian produksi pertama tambang batu bara bawah tanah yang dikelola PT Sumber Daya Energi (SDE). Kegiatan tersebut berlangsung di site PT SDE-1 Kelumpang Barat, Kotabaru, Kalimantan Selatan pada hari Senin (18/12).

Bambang mengatakan, PT SDE telah menyelesaikan dokumen persetujuan studi kelayakan dan dokumen lingkungan. Lebih lanjut, PT SDE sendiri pada saat ini merupakan perusahaan pertambangan batu bara terbesar di Indonesia yang berproduksi dengan menggunakan metode tambang bawah tanah. PT SDE memiliki kapasitas maksimum batu bara yang akan mencapai 20 juta ton per tahun.

Bambang menuturkan, dalam menjalankan usahanya, PT SDE diwajibkan untuk tetap menerapkan kaidah pertambangan yang baik. Selain itu, Bambang juga berpesan untuk tetap memperhatikan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar tambang dan tetap mengutamakan tenaga kerja setempat.

BACA JUGA:Teten Sebut Perang Ongkir hingga Diskon Membunuh UMKM!

"PT SDE saya harap, wajib untuk melakukan transfer teknologi dan transfer keahlian, dari tenaga kerja asing (TKA) kepada tenaga lokal. Juga, tetap menggunakan tenaga kerja setempat," kata Bambang dikutip dari laman Kementerian ESDM, Rabu (20/12/2023).

Bambang juga berharap PT SDE dapat menjadi percontohan dari industri pertambangan batu bara yang menggunakan metode penambangan bawah tanah. PT SDE sendiri merupakan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Penanaman Modal Asing dengan masa berlaku sampai dengan 14 Mei 2034. Luas wilayah PT SDE sebesar 18.500 ha yang berlokasi di Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Sementara, dalam keterangannya, PT SDE menyatakan, telah mencapai tonggak sejarah yang signifikan dengan secara resmi memulai operasi komersial produksi batu bara bawah tanah berskala besar yang pertama.

BACA JUGA:KAI Sukses Kantongi Predikat Informatif 4 Tahun Berturut-turut dari KIP

Presiden Direktur Qinfa Group, Xu Da menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diterima dari berbagai lembaga pemerintah dalam memfasilitasi operasi komersial tambang SDE-1.

"Kami sangat senang dan bersyukur atas kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengembangan sektor pertambangan di Indonesia. Hari ini, kami memperkenalkan perubahan paradigma dalam sektor pertambangan Indonesia dengan mengoperasikan tambang batubara bawah tanah kami dengan teknologi terkini. Berkomitmen untuk menetapkan standar baru dalam praktik penambangan yang bertanggung jawab, kami berkomitmen untuk meningkatkan dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik lokal maupun nasional," kata Xu Da.

Dengan total investasi sebesar US$ 300 juta yang dikeluarkan dari tahap konstruksi di tahun 2021 hingga saat ini serta investasi yang akan terus ditempatkan di masa mendatang, PT SDE tidak hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor pertambangan Indonesia, namun juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian negara.

Konselor Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Indonesia, Wu Zhiwei mengatakan, investasi China ke Indonesia telah mencapai US$ 5,6 miliar pada tiga kuartal pertama. Dia mengatakan, sektor energi dan pertambangan telah menyumbang 40%.

"Dari Januari hingga Oktober tahun ini, volume perdagangan bilateral antara Cina dan Indonesia mencapai US$114,5 miliar. Struktur perdagangan semakin dioptimalkan, dan volume perdagangan produk bernilai tambah tinggi seperti mobil dan bahan baku baterai listrik meningkat secara signifikan. Dalam tiga kuartal pertama, investasi langsung dari Cina di Indonesia berjumlah US$5,6 miliar. Industri energi dan pertambangan, sebagai bidang utama kerja sama praktis antara kedua negara, menyumbang hampir 40%, di mana Grup Qinfa juga ikut berkontribusi," paparnya. (dc)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER