Klarifikasi Soal Video Amplop, Ketua PKS Prabumulih Bukan Kader Kami
Klarifikasi Soal Video Amplop, Ketua PKS Prabumulih Bukan Kader Kami--Istimewa
PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria mengenakan pakaian mirip dengan seragam Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang membagikan amplop kepada beberapa orang baru-baru ini viral di media sosial.
Video ini langsung menarik perhatian publik dan menimbulkan berbagai spekulasi tentang kaitannya dengan PKS.
Menanggapi hal tersebut, Ketua PKS Kota Prabumulih, Ben Heri, bersama dengan Ketua Tim Hukum, Ngesti Amin, Jhon Fitter SH MH, mengadakan konferensi pers pada Selasa, 26 November 2024, untuk memberikan klarifikasi terkait isu yang beredar.
Konferensi pers yang berlangsung di posko pemenangan pasangan calon walikota dan wakil walikota nomor urut 3, Ngesti-Amin, tersebut dihadiri oleh Ben Heri yang dengan tegas menyatakan bahwa pria dalam video tersebut bukan anggota PKS.
BACA JUGA:Walikota Prabumulih Ajak Guru Menjadi Teladan dalam Pendidikan
BACA JUGA:Sebelum Bertugas, Polres Prabumulih Cek Kesehatan Personel Petugas Pengamanan TPS
"Silakan cek daftar keanggotaan atau struktur PKS, baik di tingkat DPD, DPC, maupun lainnya. Tidak ada orang tersebut dalam struktur kami," ujarnya. Klarifikasi ini bertujuan untuk membantah isu yang beredar dan menegaskan bahwa PKS tidak terlibat dalam aksi yang dianggap tidak pantas tersebut.
Ben Heri juga menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui isi dari amplop yang dibagikan oleh pria tersebut. "Yang jelas terlihat amplop, tapi apa yang ada di dalamnya saya tidak tahu," tambahnya.
Lebih lanjut, Ben Heri mengungkapkan bahwa pria dalam video itu tidak ada kaitannya dengan tim pemenangan Ngesti-Amin. "Kami sudah mengecek dan memastikan bahwa dia bukan bagian dari tim kami, bisa dicek di data KPU," jelasnya. Hal ini menunjukkan bahwa PKS berkomitmen untuk menjaga transparansi dan integritas dalam proses pemilu.
Terkait dengan alasan pria itu mengenakan baju PKS, Ben Heri mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui hal tersebut. "Baju PKS sudah banyak beredar sejak Pemilu 2024, dan kami tidak bisa melarang orang untuk mengenakannya," jelasnya.
Sementara itu, Jhon Fitter, Ketua Tim Hukum Ngesti-Amin, memberikan pandangannya tentang situasi ini. Ia menjelaskan bahwa memberikan amplop dalam konteks tersebut tidak memiliki implikasi hukum yang jelas.
"Kalau itu memang uang transport, kami biasanya memberikan 20 ribu kepada setiap orang yang datang. Lalu dari mana asal uang tersebut?" ujar Jhon. Ia juga mencatat bahwa tidak ada kejadian yang mencurigakan di tempat kejadian.
Jhon Fitter menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi adanya tindakan tidak etis atau penyusupan dari pihak luar. "Gerakan siapa ini? Kami tidak merasa terancam," tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa tim pemenangan telah melakukan verifikasi data dan memastikan bahwa individu dalam video tersebut bukan bagian dari relawan atau anggota PKS.