Kemenkeu Dorong Penggunaan APBN 2024 untuk Kesejahteraan Anak-anak
--
Jakarta - Adapun fokus utama dari inisiatif kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah di antaranya menangani stunting, masalah gizi kronis anak-anak, dengan pendekatan yang mencakup penajaman lokasi dan intervensi berupa penyediaan makanan tambahan. Program ini mencakup penyediaan makanan tambahan bagi 45.000 ibu hamil KEK (kekurangan energi kronis) dengan anggaran Rp 25,4 miliar, dan 100.000 balita kekurangan gizi dengan alokasi Rp 14,4 miliar.
Selain itu, terdapat program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk keluarga dengan bayi dan balita, yang akan mendapatkan fasilitasi dan pembinaan dengan melibatkan 8,1 juta keluarga dengan anggaran Rp 32,3 miliar.
Pemerintah juga memberikan perhatian khusus pada masalah stunting untuk mengurangi dampak buruk gizi kronis pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Tak hanya menyediakan makanan tambahan, pemerintah juga memberikan pembinaan keluarga melalui pendekatan 1000 HPK, melibatkan keluarga dalam upaya preventif dan promotif untuk optimalisasi nutrisi anak-anak sejak dini.
Dengan berbagai upaya tersebut angka kematian anak diharapkan berkurang serta meningkatkan status kesehatan anak-anak di Indonesia.
Program Pendidikan
Di sektor pendidikan, pemerintah meningkatkan mutu dan aksesibilitas pendidikan melalui inisiatif holistik yakni perluasan wajib belajar dan bantuan pendidikan menjadi fondasi utama untuk meningkatkan akses pendidikan di semua tingkatan. Selain itu dilakukan pula penguatan kualitas dan ketersediaan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melalui optimalisasi anggaran Transfer ke Daerah di bidang pendidikan.
Peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan ini dilakukan terutama di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) untuk memastikan setiap siswa mendapatkan pengalaman pendidikan yang setara.
Sebagai landasan dasar, pemerintah memastikan para pendidik memiliki keterampilan terkini, tujuannya untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan zaman. Penguatan pendidikan vokasi juga disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja, melalui strategi 'link and match', pendidikan vokasi ditujukan menghasilkan lulusan yang siap beradaptasi di dunia kerja dengan keterampilan yang relevan.
APBN turut melibatkan sejumlah program bantuan sosial yang dirancang khusus menyasar kepada keluarga yang berada dalam kondisi rentan. Program ini mencakup aspek keuangan, nutrisi, dan bantuan khusus untuk keluarga, terutama anak-anak, yang menghadapi tantangan ekonomi.
Pelaksanaan program dalam bentuk memberikan bantuan langsung kepada keluarga yang membutuhkan. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk memberikan keamanan finansial kepada keluarga agar mereka dapat fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok anak-anak.
Program ini sekaligus memastikan anak-anak yang berada dalam kondisi rentan mendapatkan asupan nutrisi yang memadai. Tak hanya mengenai distribusi makanan yang bergizi, tetapi juga penyuluhan tentang pola makan sehat agar tumbuh kembang anak-anak tetap optimal.
Pembangunan Infrastruktur Berfokus Anak
Dalam upaya menanggapi kebutuhan kesejahteraan anak melalui APBN, proyek infrastruktur memiliki peran sentral dengan fokus khusus pada pembangunan sarana pendidikan. Dalam hal ini, pemerintah memprioritaskan pembangunan, rehabilitasi, dan renovasi sarana pendidikan dasar dan menengah.
Pembangunan sarana pendidikan ini mencakup 732 unit sekolah, yang melibatkan pembangunan sekolah baru, rehabilitasi sekolah yang sudah ada, dan perbaikan fasilitas pendidikan yang memerlukan pembaruan. Fokus utama pada tingkat pendidikan dasar dan menengah menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memberikan fondasi pendidikan yang kuat bagi anak-anak Indonesia sejak usia dini hingga masa remaja mereka.