Debat Pilkada Muratara Tegang! Pendukung Paslon Terlibat Kericuhan, Debat Kedua Diisukan Online

Debat Pilkada Muratara Tegang! Pendukung Paslon Terlibat Kericuhan, Debat Kedua Diisukan Online--Foto; KPU

"Ini semua demi kepastian hukum agar Pilkada di Kabupaten Muratara berlangsung aman dan damai, tanpa intervensi dari pihak manapun," jelas Egis.

Dia juga mengimbau semua tim pemenangan dan simpatisan untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh berita hoaks, serta menyerahkan proses hukum kepada pihak kepolisian.

Amin, juru bicara tim Firsa-Efri, mengekspresikan kekecewaannya terhadap insiden tersebut, mengingat mereka telah berkomitmen untuk melakukan pilkada secara damai.

BACA JUGA:SMP Labschool Cibubur Raih Juara Pertama di Festival Tari Internasional Eropa

BACA JUGA:Sains di Balik Penampakan Hantu: Penjelasan Ilmiah tentang Fenomena Seram

Terkait laporan dari simpatisan paslon nomor urut 3, Elvis Presley SH MH, kuasa hukum paslon nomor urut 2, Devi Suhartoni-Junius Wahyudi, menyatakan akan mempelajari laporan tersebut. 

Dia menambahkan bahwa mereka telah melaporkan penganiayaan terhadap simpatisan mereka ke Polda Sumsel segera setelah insiden terjadi.

Elvis juga mengingatkan simpatisan dan relawan untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang bisa memicu kericuhan lebih lanjut. "Kami sangat menyayangkan kejadian ini dan meminta semua pihak untuk menjaga situasi agar tidak mengganggu tahapan Pilkada," ujarnya.

Kericuhan yang terjadi di luar arena debat pertama kini menjadi perhatian untuk evaluasi pelaksanaan debat kedua. Ketua KPU Muratara, Heriyanto, menegaskan bahwa mereka akan segera mengadakan rapat evaluasi bersama pihak Polri, TNI, BIN, Bawaslu, perwakilan pasangan calon, serta unsur Forkopimda.

Dia menegaskan bahwa kericuhan terjadi di luar arena debat dan proses debat itu sendiri berlangsung dengan baik. Rumor mengenai debat kedua yang akan dilaksanakan secara online beredar setelah insiden ini.

Warga Muratara juga menyayangkan kericuhan tersebut. "Sudah jauh-jauh ke Palembang untuk debat, masih saja ada keributan. Mungkin lebih baik jika debat dilakukan secara online," kata HB, salah satu warga.

Komisioner KPU Provinsi Sumsel, Handoko, mengungkapkan keterkejutannya terhadap reaksi masyarakat terhadap kericuhan antar pendukung tersebut. 

"Kami masih menunggu hasil evaluasi dari KPU Muratara. Yang jelas, pelaksanaan debat harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku," jelasnya.

Setelah insiden kericuhan itu, situasi di Muratara tetap kondusif, meskipun di media sosial muncul ancaman yang melibatkan simpatisan di Desa Pauh I, Kecamatan Rawas Ilir. 

Kapolres Muratara, AKBP Koko Arianto Wardhani, melalui Kapolsek Rawas Ilir, AKP Herwan, mengonfirmasi adanya kejadian tersebut dan mengatakan bahwa mereka sedang mediasi untuk menyelesaikan masalah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER