Kemenlu Pastikan 69 WNI dari Filipina Bukan Korban Perdagangan Manusia
Kemenlu Pastikan 69 WNI dari Filipina Bukan Korban Perdagangan Manusia--Antara
TANGERANG, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia menegaskan bahwa 69 Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru saja dipulangkan dari Manila, Filipina, tidak termasuk dalam kategori korban perdagangan orang (TPPO).
"Mereka adalah WNI yang dideportasi karena terlibat sebagai pekerja dalam aktivitas 'online' dan 'cyber scamming' di Filipina," jelas Judha Nugraha, Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI, dalam konferensi pers di Tangerang, Rabu dini hari.
Judha mengungkapkan bahwa identifikasi terhadap para WNI ini dilakukan setelah adanya operasi penggerebekan terkait perjudian daring di Hotel Tourist Garden, Lapu-lapu City, Provinsi Cebu, pada 31 Agustus 2024.
"Dari operasi tersebut, ditemukan total 162 pekerja judi 'cyber scamming' yang berasal dari berbagai negara, termasuk 69 di antaranya adalah WNI," terangnya.
BACA JUGA:Tok! Pimpinan Komisi DPR Disahkan
BACA JUGA:Tujuh Utusan Khusus Presiden Dilantik, Ini Namanya!
Lebih lanjut, Judha menyebutkan bahwa dari jumlah tersebut, dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak berwenang Filipina, sementara empat lainnya berstatus sebagai saksi korban. Sedangkan 35 orang lainnya termasuk dalam kategori pelaku 'online scamming' yang kini telah dipulangkan.
Menurutnya, data dari 2020 hingga paruh pertama 2024 menunjukkan bahwa ada 4.730 WNI yang terlibat dalam kasus 'online scamming' di delapan negara, dengan jumlah terbanyak di Kamboja dan Filipina.
"Hal ini perlu dicermati, karena pelaku 'online scamming' bukanlah korban TPPO. Mereka sudah menyadari risiko dan memilih untuk terlibat dalam kegiatan tersebut," imbuhnya.
Sementara itu, Irjen Pol Krishna Murti, Kepala Divisi Hubungan Internasional (Hubinter), menambahkan bahwa dari total 69 WNI yang terlibat, 35 orang telah dijadwalkan untuk dipulangkan ke Tanah Air. Proses pemulangan ini dilaksanakan oleh tim Divhubinter Polri melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) pada Selasa malam, 22 Oktober.
BACA JUGA:Jokowi Teken PP Menjelang Akhir Masa Jabatan
BACA JUGA:Mayor Teddy Jadi Sekretaris Kabinet Prabowo-Gibran, Intip Besaran Gajinya
"Pemulangan ini mencakup delapan perempuan dan 27 laki-laki," kata Krishna.
Krishna juga menjelaskan bahwa upaya pemulangan ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Filipina, melibatkan berbagai pihak termasuk Kedutaan Besar RI dan lembaga anti-kejahatan Filipina.