Forbes mengungkapkan bahwa sekitar 600 juta dolar AS (Rp9,4 triliun) dari kekayaan Swift diperoleh melalui royalti dan tur, sementara 600 juta dolar AS lainnya berasal dari penjualan album.
Sebagian besar kekayaannya juga berasal dari upaya untuk mendapatkan kembali kontrol atas rekaman masternya dengan merilis album rekaman ulang.
BACA JUGA:Kabar Mengejutkan! Penyanyi Cilik Chikita Meidy, Terlibat Kasus Pencemaran Nama Baik
BACA JUGA:Penyanyi Malaysia Dewi Liana dan RAN Tampil di Luminous Ramadan 2024, Silaturahmi serta Tebar Hit
Album terbarunya yang diulang, "1989", telah berhasil melebihi penjualan album aslinya yang dirilis pada tahun 2014, menunjukkan daya tariknya yang terus berlanjut di kalangan penggemar.
Lebih lanjut, Forbes melaporkan bahwa Swift juga memperoleh 125 juta dolar AS (Rp1,96 triliun) dari sektor properti dan 100 juta dolar AS (Rp1,56 triliun) dari royalti streaming di platform seperti Spotify selama tahun lalu.
Keberhasilan ini menunjukkan bagaimana Taylor Swift tidak hanya seorang musisi berbakat, tetapi juga seorang pebisnis yang cerdas.
Sementara itu, Bloomberg mencatat bahwa Swift pertama kali menjadi miliarder pada Oktober 2023 berkat perilisan album terbarunya, serta tur "Eras" yang telah mencetak rekor sebagai tur pertama yang berhasil meraih pendapatan mencapai 1 miliar dolar AS (Rp15,68 triliun). Selain itu, film konsernya yang sukses juga berkontribusi besar terhadap kekayaannya.
Taylor Swift dijadwalkan untuk melanjutkan rangkaian terakhir tur di Hard Rock Stadium, Miami, pada 18 Oktober 2024, dan akan menutup "Eras Tour" di Vancouver, Kanada, pada awal Desember 2024.
Kesuksesannya yang terus berlanjut menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia dan menegaskan posisinya sebagai salah satu ikon terbesar dalam sejarah musik.