10 Puisi Kemerdekaan 17 Agustus, Cocok untuk Naskah Lomba Anak-anak

Selasa 06 Aug 2024 - 08:30 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

Malam semakin larut
Angin semilir lembut
Seolah berhenti memberi hormat
Dan mengucap salam kepada negeri tercinta

Sejenak lampu dipadamkan
Tampak taburan bintang di langit laksana permata
Mereka bertamasya
Menari-nari di angkasa

Begitu lama mereka bertahan hidup
Dengan berbekal ketabahan dan keikhlasan
Perjuangan mereka akhirnya terwujud
Meski setelah itu jatuh bangun menjaga merah putih

8. Pejuang Kemerdekaan

Karya: Rahmy Ardhie

Merah darahmu menggelora
Semangat juangmu membara
Tak pernah padam
Meski harus berkorban nyawa
Meski harus menderita

Kau telah memperjuangkan
Kemerdekaan Indonesia
Dengan perkasa
Dengan susah payah
Tanpa keluh kesah

Tak akan kami sia-siakan hasil
Perjuanganmu
Akan kami isi dengan membangun negeri
Agar Indonesia semakin mandiri

9. Perjuangan, Pahlawan

Karya: Rahmy Ardhie

Tercecer sudah merah darahmu
Mengucur tulus demi negeri
Melayang sudah nyawamu
Gugur syahid di pangkuan pertiwi

Kau berjuang membela negara dan agama
Berjuang melawan penjajah
Demi menumpas kezaliman
Menghapus duka nestapa dan air mata

Akhirnya yang kau damba tercipta
Perjuanganmu meraih merdeka
Terima kasih pahlawanku
Surga akan menjadi tempat kembalimu

10. Puisi Karawang Bekasi

Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hari?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

 

Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

 

Kategori :