Jakarta - PT KAI Commuter (KCI) dipastikan bakal mendatangkan tiga trainset atau rangkaian kereta baru untuk KRL. Asalnya masih rahasia. Namun, berbagai trainset impor tersebut ditarget bisa beroperasi pada 2024 atau 2025.
Awalnya, Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, memastikan bahwa pihaknya akan mendatangkan trainset baru. Kendati demikian, ia tidak membeberkan asal negara impor trainset tersebut maupun spesifikasinya.
"Rencananya tiga rangkaian dengan (masing-masing) 12 gerbong," ucapnya, Senin (6/11/2023).
Tapi yang jelas, ia mengatakan bahwa pihaknya sedang memasuki proses pengadaan kereta impor. Akan ada tiga trainset kereta dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 12 gerbong. Trainset impor pun ditarget bisa beroperasi pada 2024 atau 2025.
"Kita sih 2024-2025 sudah ditargetkan untuk bisa mengoperasikanya. Dan saat ini sedang proses, nanti teknologinya apa dan dari mana setelah selesai baru kita umumkan ya, karena ini kan masih proses lelang," terangnya.
Untuk mendatangkan trainset baru tersebut, Anne menjelaskan pihaknya akan mencari sejumlah dana. Jumlah totalnya mencapai Rp 3,6 triliun sampai Rp 3,8 triliun. Sejumlah ini merupakan bagian dari tiga langkah KCI untuk mengakomodir peningkatan kapasitas penumpang KRL serta mengganti kereta-kereta yang harus dikonservasi. Ketiganya adalah, impor 3 trainset baru, pengadaan 16 trainset baru garapan PT Industri Kereta Api (Persero), serta peremajaan atau retrofit 19 trainset.
Anne kemudian menjelaskan pihaknya saat ini sudah menerima suntikan dana dari KAI selaku induk perusahaan KCI yakni sebesar Rp 800 miliar. Selain itu, berbagai dana tersebut direncanakan bisa diperoleh dari pemerintah melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) dan kontrak Kewajiban Pelayanan Publik atau Public Service Obligation (PSO).
"Dari KAI itu Rp 800 miliar (pinjaman). Sisanya kami perjuangkan baik dari PMN (penyertaan modal negara), maupun dari PSO (Public Service Obligation atau Kewajiban Pelayanan Publik)," jelasnya.
Sementara untuk program retrofit, pihaknya akan menggelontorkan anggaran Rp 2,2 triliun untuk hal tersebut.
"Retrofit totalnya Rp 2,2 triliun, jadi kita kawal juga. Retrofit adalah kereta mirip seperti baru tapi rangkanya masih menggunakan yang eksisting," bebernya.
Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, Pemerintah telah memutuskan impor kereta bekas dari Jepang tak jadi dilakukan. Sebagai gantinya, PT KAI Commuter (KCI) akan menggunakan sejumlan skema. Yakni, retrofit dan pengadaan KRL baru dalam memenuhi kebutuhan operasional hingga lima tahun ke depan.
Keputusan ini diambil setelah KCI melaksanakan Rapat Koordinasi terkait kebutuhan sarana KRL lima tahun ke depan dapat dipenuhi dengan memenuhi regulasi yang saat ini berlaku. Rapat ini melibatkan Kemenko Marves, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, BPKP, DJKA, PT KAI dan juga PT INKA yang dipimpin langsung oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pada Rabu (21/6/2023).
Melalui rapat itu, KCI bersama para stakeholders memutuskan bagaimana pemenuhan kebutuhan sarana KRL dilakukan melalui skema retrofit untuk replacement sarana yang ada dalam lima tahun ke depan, juga pengadaan sarana KRL baru untuk replacement dan penambahan kapasitas. (dc)
Kategori :