Warga Sumsel Harus Tau, Ini 7 Proses Pernikahan Adat yang Ada di Kota Tertua Palembang

Kamis 02 May 2024 - 11:06 WIB
Reporter : Aldo
Editor : Ros

Mutus kato merupakan yang berasal dari Palembang yang berarti berembuk bersama sama untuk memutuskan tanggal pernikahan dan tradisi yang akan diambil nantinya.

Dan kali ini pihak perempuan membawa sembilan utusan yang masing masing membawa sembilan tenong yang memilki isi berupa emping, gula pasir, pisang, tepung terigu, serta buah buahan. Dalam proses ini, tahapan ini menjadi yang paling penting karena membahas masalah yang dirasa belum jelas seperti mas kawin, bantuan biaya pernikahan, dan lain lainnya.

6. Akad Nikah

Saat melakukan akad nikah Palembang, mempelai perempuan tidak diperbolehkan untuk berada disamping calon suaminnya karena dirasa belum memilki ikatan sah secara agama. Setelah ijab kabul selesai mempelai perempuan diperbolehkan untuk menemui suaminya.

BACA JUGA:Kaum Muda Wajib Tahu, Ini 5 Pakaian Adat di Sumatera Selatan

BACA JUGA:Pencinta Sejarah Harus Tahu, Ini Rekomendasi 4 Wisata Sejarah di Palembang

Akad nikah biasa dilakukan di kediaman mempelai laki laki, tetapi ada juga yang dilakukan dirumah mempelai perempuan.

Proses akad nikah ini merupakan momen untuk memberikan mas kawin yang telah disepakati oleh mempelai laki laki dan perempuan.

7. Munggah

Munggah dapat dikatan prosesi puncak dari serangkaian prosesi adat Palembang yang ada. Munggah dalam bahasa Palembang yaitu "naik" pasangan pengantin yang sudah sah melangsungkan upacara Munggah dikediaman mempelai perempuan.

Semua keluarga dari pihak perempuan akan sibuk karena menyiapkan makanan dalam jumlah besar, sedangkan pihak laki laki akan disiapkan rumah sementara yang berjarak 3 atau 4 rumah dari kediaman perempuan. Ketika semua telah siap, pihak laki laki akan berjalan setapak demi setapak ketempat kediaman perempuan.

BACA JUGA:Indah Banget! Ini 5 Rekomendasi Wisata di Lubuk Linggau Sumsel

BACA JUGA:Ini 3 Wisata Empat Lawang yang Bisa Jadi Rekomendasi Perjalanan Kamu

Saat tiba didepan kediaman rumah perempuan, umumnya pihak dari keluarga perempuan sudah menunggu pihak besan untuk menyambut. Ketika sudah sampai pihak perempuan akan menaburkan beras kunyit secara berulang ulang ke pihak laki laki, saat sudah masuk kediaman, terdapat pria pendamping yang ditunjuk untuk menyerahkan bungo lanse sebagai permohonan izin memasuki rumah.

Acara akan dilanjutkan dengan pengantin pria menyerahkan sirih penyapo kepada istrinya, untuk sirih tersebut digigit dan dilanjutkan dengan acara suap suapan pasangan pengantin.

Selanjutnya akan ada acara timbang daun yang dilakukan oleh kedua ibu pengantin untuk menimbang dedaunan dan bersaksi bahwa kedua tersebut sama beratnya. Hal ini dilakukan agar pasangan pengantin diperlakukan secara adil. Untuk menutup acara terdapat beberapa hiburan sehingga memeriahkan berakhirnya prosesi yang ada.

Kategori :