"Saat masih zaman manual, saya selalu minta dampingi suami, Kaena dengan jumlah anggota saya sebanyak 12 orang, nilai pinjaman berbeda-beda, kan khawatir. Tapi sekarang saya sangat bersyukur sudah sama kayak orang-orang, kita juga sudah memiliki ATM dan ada rekening bank," tuturnya sambil tersenyum bangga.
Diakui oleh pengelola usaha kredit pakaian jadi ini, Pembayaran angsuran tidak menjadi beban, meski dua minggu sekali. Karna menjadi bagian dari mekar PNM, membentuk jiwa disiplin menabung dan komitmen yang kuat untuk menjaga kepercayaan dari pihak penyedia modal.
"Kalau kita bandel, nanti yang rusak nama kita juga, kena black list tidak bisa mengajukan pinjaman lagi. Tapi saya selalu menyarankan pada anggota, agar mengukur kemampuan membayar, sehingga tidak menjadi beban dan usaha bisa terus berjalan," tukasnya.(Ek)