Tinggal menghitung hari, umat islam di seluruh dunia akan melaksanakan puasa wajib di Bulan Ramadhan yang diperkirakan akan terlaksana pada 10 Maret 2024.
Bulan Ramadhan ini memiliki sejarah yang cukup panjang dan termasuk salah satu bulan yang mulia dalam islam.
Bulan Ramadhan sendiri menjadi momentum umat islam untuk melakukan amal shalih sebanyak-banyaknya sebab bulan ini mengundang banyak kebaikan.
Pintu ampunan dan keberkahan terbuka lebar bagi umat islam yang giat beribadah, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka.
BACA JUGA:Memahami Perhitungan Astronomis Awal Ramadhan, Menanti Kehadiran Hilal 1445 H
Tidak hanya itu, khusus pada bulan ini juga setan-setan dibelenggu sehingga suasana bulan Ramadhan menjadi lebih syahdu.
Ketika memasuki bulan Ramadhan, cuaca akan menjadi terasa cukup panas dan jarang sekali turun hujan.
Kondisi itu rupanya cukup sesuai dengan penamaan nama bulan ini yaitu Ramadhan yang memiliki makna “extremely hot”.
Ramadhan berasal dari kata Romadh yang memiliki arti panas menyengat atau membakar yang disebabkan matahari pada bulan ini lebih menyengat daripada bulan lain.
Panas yang dihasilkan oleh matahari pada bulan ini terbilang lebih tinggi daripada bulan lainnya.
Sementara itu, Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan alasan mengapa bulan ini dinamakan dengan Ramadhan.
Menurut Imam Al-Qurthubi sendiri, Ramadhan diberi nama demikian karena pada bulan ini dapat menggugurkan (membakar) dosa-dosa dengan amal shalih.
Orang yang memahami bulan Ramadhan terasa lebih panas dikarenakan dalam kondisi puasa sehingga tenggorokan terasa panas karena rasa haus.
Oleh karena itu, akar kata Romadh biasa digunakan untuk mengindikasikan mengenai rasa panas ketika seseorang kehausan.
Bulan Ramadhan juga dijuluki sebagai Sayyidusy-Syuhur yang artinya penghulu semua bulan sebagaimana dalam sebuah hadits.