Pihaknya melihat transformasi penggunaan EBT akan memberikan dampak terhadap mitigasi krisis iklim. Khususnya lewat penyediaan akses kelistrikan yang dapat diandalkan.
BACA JUGA:Caleg 'Jor-joran' Cari Suara, Rp 300 ribu - Rp 500 Ribu per Kepala
"Kemitraan kami dengan PLN menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk mendukung transisi energi Indonesia dan ambisi pembangunan ekonomi jangka panjang bagi Indonesia. Dengan menawarkan sumber daya teknis dan teknologi yang tersedia, kami melihat peluang besar untuk memperluas akses energi ramah lingkungan di seluruh Indonesia," jelas Enoh T. Ebong.
Sementara itu, The Charge d'Affaires ad interim U.S. Embassy Indonesia, Michael F. Kleine menjelaskan bantuan dana USTDA sejalan dengan hasil pertemuan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tahun lalu. Adapun pertemuan tersebut membahas upaya meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara. Salah satunya melalui kerja sama energi bersih.
"Oleh karena itu, kami di Kedutaan Besar AS sangat bersemangat dengan proyek ini, melalui kolaborasi inovasi dan perdagangan, dengan tujuan yang sama. Kita akan mencapai tujuan yang kita inginkan dan sekali lagi menjadikan tahun ini bukan hanya tahun kemakmuran, tetapi juga energi bersih," tutup Michael. (dc)