BACA JUGA:Tim Cook Janji Siri Baru Tahun Depan, Bukan Hanya Mengandalkan ChatGPT
BACA JUGA:Nvidia & Samsung Tancap Gas di AI: GPU 50 Ribu Unit Meluncur ke Korea
Kisah Buati (71) menjadi simbol kecil dari perubahan besar yang dibawa TMMD. Ia bukan sekadar penerima bantuan, tetapi bukti bahwa pembangunan yang dilakukan dengan hati bisa mengubah kehidupan.
Selain infrastruktur, TMMD juga membawa misi membangun mental dan sosial masyarakat. Di sela kegiatan fisik, para prajurit TNI memberikan penyuluhan tentang wawasan kebangsaan, kesehatan, pertanian, dan bahaya narkoba. Anak-anak sekolah diajak bermain sambil belajar tentang cinta tanah air. Para ibu mendapatkan pelatihan pengelolaan ekonomi keluarga.
Letkol Tri Budi Wijaya menyebut aspek nonfisik ini sama pentingnya dengan pembangunan infrastruktur. Karena pembangunan sejati tidak hanya terlihat di permukaan, tapi juga di hati dan cara berpikir masyarakat. “Kami ingin meninggalkan bekas yang tidak hanya berupa jalan atau bangunan, tetapi juga semangat, rasa percaya diri, dan kebanggaan sebagai warga negara,” katanya.
Selama pelaksanaan TMMD, prajurit TNI tinggal dan makan bersama warga. Tidak ada batas antara seragam loreng dan pakaian biasa. Dari situlah tumbuh kedekatan dan rasa kekeluargaan yang tulus.
Tri Budi Wijaya menyebut kedekatan ini sebagai inti dari TMMD. Menurutnya, kekuatan terbesar TNI bukan hanya pada senjata, tapi pada kepercayaan rakyat. “TNI lahir dari rakyat dan untuk rakyat. Kami kuat karena dukungan masyarakat. TMMD ini mempertegas kembali hubungan itu,” ungkapnya.
Di rumah sederhana milik Oka, seorang prajurit TNI tampak sedang membantu memperbaiki atap. Di halaman, beberapa anak kecil menatap dengan mata berbinar, bangga melihat tentara baik hati yang bekerja tanpa pamrih. “Mereka bukan hanya membantu membangun rumah, tapi juga semangat kami, tentara yang dulu kami nilai hanya bisa berperang, ternyata bisa lebih dekat dengan masyarakat, ” kata Oka Maradela sambil menatap prajurit yang sedang sibuk kerja.
Wakil Bupati Muara Enim menegaskan, program TMMD tidak boleh berhenti di satu titik. Pemerintah daerah berkomitmen melanjutkan pembangunan di wilayah yang belum tersentuh. Melalui program infrastruktur lanajutan secara bertahap, agar masyarakat makin sejahtera
Keberhasilan TMMD menjadi contoh bahwa percepatan pembangunan akan lebih mudah jika dilakukan bersama. TNI punya disiplin dan semangat, PLN punya kemampuan teknis, dan pemerintah daerah punya perencanaan. Kalau ini digabung, hasilnya luar biasa.
Tak berlebihan jika TMMD ke-126 disebut sebagai contoh ideal dari sinergi lintas lembaga. Di tangan para prajurit, pembangunan fisik berpadu dengan nilai kemanusiaan. Di tangan PLN, cahaya listrik menjelma jadi penerang masa depan.
“TMMD adalah manifestasi kemanunggalan TNI dan rakyat. Dari TMMD mengajarkan bahwa kemajuan bukan hanya soal anggaran, tapi soal hati yang mau bekerja sama . Di tangan pemerintah daerah, semua disatukan menjadi kebijakan berkelanjutan. Dan di tangan masyarakat, hasil itu dirawat menjadi kesejahteraan,” tutup sumarni..
Letkol Tri Budi Wijaya menutup kegiatan TMMD dengan pesan sederhana namun penuh makna. “Kami datang menabur cinta, kini saatnya masyarakat memanen kesejahteraan. Semoga apa yang dibangun hari ini, menjadi cahaya bagi masa depan,” ucapnya.