Keberhasilan penerapan Batch Drilling di Cluster Benuang bukan sekadar capaian teknis, tetapi menjadi bagian integral dari kontribusi PHR terhadap program swasembada energi nasional. Langkah ini sejalan dengan delapan program prioritas nasional dalam Asta Cita, yang menargetkan kemandirian energi dan pengelolaan sumber daya alam yang efisien serta berkelanjutan.
Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Oki Muraza, dalam kunjungannya ke fasilitas PEP Adera Field pada Kamis (25/9/2025), menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian ini.
“Batch drilling tidak hanya soal efisiensi, tapi juga strategi penting dalam percepatan produksi migas. Kami mendorong agar metode ini dapat diperluas ke lapangan lain agar manfaatnya semakin luas bagi pencapaian target energi nasional,” ujarnya.
PHR pun telah menyiapkan rencana untuk memperluas penerapan metode ini di wilayah kerja lainnya di bawah Zona 4, yang mencakup Prabumulih, Limau, Adera, Pendopo, Ramba, Ogan Komering, dan Raja Tempirai. Wilayah tersebut membentang di 258 desa dan 45 kecamatan di 12 kabupaten/kota di Sumatera Selatan.
Regional Sumatera, khususnya Zona 4, memiliki peran vital dalam mendukung ketahanan energi nasional. Produksi migas dari wilayah ini berkontribusi signifikan terhadap total pasokan minyak domestik.
Dengan penerapan teknologi modern dan pendekatan efisiensi seperti Batch Drilling, kapasitas produksi diharapkan meningkat secara berkelanjutan.
PHR juga memperkuat sinergi dengan anak perusahaan Pertamina lainnya seperti PT Pertamina EP (PEP) dan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dalam optimalisasi sumber daya, pelatihan tenaga kerja, serta transfer pengetahuan teknologi pengeboran.
Kolaborasi ini memastikan setiap proyek berjalan dengan produktivitas tinggi, standar keselamatan ketat, dan tata kelola lingkungan yang baik.
Selain Batch Drilling, PHR terus mengembangkan digitalisasi operasional melalui implementasi drilling data analytics, AI-based predictive maintenance, dan smart monitoring system di lapangan migas.
Pendekatan ini membantu tim operasional memantau kondisi rig secara real time, mengantisipasi potensi gangguan teknis, dan mengoptimalkan penggunaan energi di lokasi pengeboran.
Dengan dukungan inovasi tersebut, PHR menegaskan perannya sebagai pelopor efisiensi di sektor hulu migas nasional.
“Kami tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga bagaimana melakukannya dengan cara yang lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan,” kata Ruby Mulyawan.
Penerapan Batch Drilling Onshore di Cluster Benuang membuktikan bahwa inovasi bukan sekadar wacana, tetapi solusi nyata untuk meningkatkan efisiensi dan ketahanan energi nasional.
Pertamina kini berfokus pada replikasi keberhasilan ini di wilayah kerja lain di seluruh Indonesia, khususnya di lapangan dengan karakteristik mature field yang serupa.
PHR meyakini bahwa dengan kolaborasi lintas unit, dukungan teknologi, serta semangat inovasi berkelanjutan, Indonesia dapat mencapai target 1 juta BOPD pada tahun 2030.
Langkah ini juga menjadi bukti bahwa industri migas nasional mampu bersaing secara global dengan tetap berpegang pada prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.