Kebiasaan Menggigit Kuku? Ketahui Bahaya dan Cara Mengatasinya

Selasa 08 Jul 2025 - 19:41 WIB
Reporter : Erna Nur
Editor : Ros Suhendra

2. Risiko Infeksi pada Area Kuku dan Jari

Kebiasaan menggigit kuku juga membuka jalan bagi bakteri dan jamur untuk masuk ke dalam kulit yang terluka di sekitar kuku. Infeksi yang sering terjadi adalah paronychia, yaitu infeksi pada kulit di sekitar kuku yang biasanya disebabkan oleh bakteri atau jamur.

 Gejala yang muncul meliputi pembengkakan, kemerahan, nyeri, hingga keluarnya nanah. Selain itu, luka kecil yang terjadi akibat kebiasaan ini bisa menjadi pintu masuk bagi virus, termasuk virus herpes simplex. 

Virus ini dapat menyebabkan infeksi pada jari yang menimbulkan rasa nyeri dan peradangan. Infeksi yang tidak segera ditangani bisa menyebar dan memerlukan penanganan medis serius.

3. Gangguan pada Sistem Pencernaan

Salah satu risiko tersembunyi dari menggigit kuku adalah masuknya bakteri berbahaya ke dalam tubuh. Kuku yang tampak bersih sebenarnya merupakan tempat berkembang biak berbagai jenis bakteri dan kuman, seperti Enterobacteriaceae, yang mencakup bakteri salmonella dan Escherichia coli (E. coli). 

BACA JUGA:Berani Coba? Ini Inovasi Unik Menyantap Jeroan dengan Lemon dan Buah Segar

BACA JUGA:Benarkah Makan Manggis Tidak Boleh Minum yang Manis? Ini Penjelasannya!

Ketika kuku digigit, bakteri ini dapat berpindah ke mulut dan masuk ke saluran pencernaan. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan mulai dari sakit perut ringan hingga diare yang cukup parah. Dalam beberapa kasus, infeksi bakteri ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan tepat.

4. Kerusakan pada Struktur Gigi

Gigi merupakan bagian tubuh yang sangat penting dan rentan terhadap kerusakan akibat tekanan atau benturan.

 Kebiasaan menggigit kuku secara terus-menerus memberikan tekanan berlebih pada gigi, yang lama-kelamaan dapat melemahkan struktur gigi itu sendiri. Enamel atau lapisan pelindung gigi dapat terkikis akibat gesekan berulang antara kuku dan gigi. 

Dampaknya, gigi menjadi lebih sensitif terhadap suhu panas atau dingin serta lebih rentan terhadap kerusakan seperti retak atau patah. Dalam kasus yang sangat parah, kerusakan ini bisa menyebabkan gigi harus dicabut atau diperbaiki dengan prosedur mahal seperti pemasangan crown atau veneer.

Dampak Psikologis yang Tidak Bisa Diabaikan

Selain efek fisik, menggigit kuku juga menunjukkan adanya masalah psikologis yang mendasari. Kebiasaan ini sering muncul sebagai bentuk coping mechanism (mekanisme penanganan) terhadap stres, kecemasan, atau tekanan mental yang dialami seseorang. 

Jika dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi perilaku kompulsif yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.

Kategori :