PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Upaya mendorong transaksi digital melalui sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Kota Prabumulih masih menghadapi jalan terjal.
Meski telah digalakkan oleh berbagai pihak, adopsi sistem pembayaran berbasis kode QR ini belum menunjukkan peningkatan signifikan.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Pimpinan Cabang Bank Sumsel Babel Prabumulih, Bayu Yudha Perwira, yang menyebutkan bahwa QRIS belum sepenuhnya dikenal dan diterima oleh masyarakat.
“Tren penggunaan QRIS di Prabumulih masih rendah. Ini bukan hanya tantangan bagi kami, tapi juga bagi semua perbankan yang berupaya mendorong masyarakat beralih ke transaksi non-tunai,” ujar Bayu, belum lama ini.
BACA JUGA:QRIS Soundbox, Solusi Pembayaran Digital UMKM Tanpa Ribet Cek HP
Padahal, sistem QRIS dinilai mampu memberikan kemudahan transaksi hanya melalui pemindaian kode lewat aplikasi perbankan. Sayangnya, masyarakat masih lebih memilih cara konvensional: uang tunai.
ATM Cepat Kosong
Bayu menuturkan bahwa kebiasaan warga yang masih menggandrungi uang tunai tercermin jelas dari antrean di mesin ATM setiap kali gajian tiba.
“Setiap pengisian ATM, tak butuh waktu lama, langsung ludes. Ini jadi indikator bahwa penggunaan transaksi digital belum jadi pilihan utama,” jelasnya.
Sosialisasi dan Insentif Jadi Kunci
Menyadari rendahnya kesadaran akan pembayaran non-tunai, Bank Sumsel Babel tak tinggal diam. Berbagai strategi tengah disiapkan guna mendorong masyarakat agar lebih familiar dan nyaman menggunakan QRIS.
BACA JUGA:Bangun Rumah Lewat CSR, Sinergi BSB - Pemkot Prabumulih Wujudkan Hunian Layak bagi Warga Tak Mampu
BACA JUGA:PBSB Ukir Sejarah! Libas Samator dan Raih Perunggu di Proliga 2025
“Kami akan memberikan insentif, seperti diskon atau potongan harga bagi nasabah yang menggunakan QRIS dalam bertransaksi. Ini sedang kami mulai implementasikan,” terang Bayu.