Penting! Sidang Isbat Ramadan 1446 H Digelar 28 Februari

Selasa 11 Feb 2025 - 07:36 WIB
Reporter : Dina M
Editor : Ros Suhendra

JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Kementerian Agama (Kemenag) akan mengadakan Sidang Isbat untuk menetapkan awal Ramadan 1446 Hijriah pada 28 Februari 2025. 

Sidang ini akan menentukan kapan umat Islam di Indonesia mulai menjalani ibadah puasa. Sidang tersebut diperkirakan akan dipimpin oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar.

Abu Rokhmad, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, menjelaskan bahwa sidang isbat kali ini akan berlangsung di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag, Jakarta Pusat.

"Seperti biasa, berbagai pihak akan hadir dalam sidang ini, termasuk perwakilan dari organisasi masyarakat Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta anggota DPR dan Mahkamah Agung," ujar Abu Rokhmad pada Senin, 10 Februari 2025.

BACA JUGA:Mendes Yandri Tegaskan Tindakan Tegas Terhadap Kepala Desa yang Menyelewengkan Dana Desa

Menurutnya, ada tiga langkah utama dalam sidang isbat kali ini. Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai lokasi di Indonesia.

"Ketiga, proses musyawarah dan pengambilan keputusan yang nantinya akan diumumkan kepada masyarakat," lanjutnya.

Abu Rokhmad juga mengimbau agar masyarakat menantikan hasil sidang isbat dan pengumuman dari pemerintah mengenai awal Ramadan 1446 H, sesuai dengan fatwa MUI No 2 tahun 2004 yang mengatur penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.

“Kami berharap seluruh umat Islam di Indonesia dapat memulai Ramadan pada waktu yang serentak,” tambahnya.

BACA JUGA:Jelang Pelantikan Kepala Daerah, Pj Wako Prabumulih Sampaikan Permohonan Maaf dan Terima Kasih ke Pegawai

Sementara itu, Arsad Hidayat, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, menyampaikan bahwa berdasarkan data hisab, ijtimak untuk awal Ramadan 1446 H diperkirakan terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB. 

Pada saat yang sama, ketinggian hilal di seluruh Indonesia diperkirakan sudah berada di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96°, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14°.

“Dengan kondisi ini, secara astronomis, hilal kemungkinan besar akan terlihat,” kata Arsad.

Proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal akan dilakukan untuk memastikan data hisab. Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah untuk melakukan pemantauan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. Hasil dari hisab dan rukyat tersebut akan disampaikan dalam sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama.(*)

Kategori :