Sempat jadi TKS Tidak ada Pendapatan Selalu Diejek, Kini Lala Lulus PPPK

Sabtu 25 Jan 2025 - 22:04 WIB
Reporter : Eka
Editor : Eka

18 Tahun Jadi Honorer Akhirnya Lala Lulus PPPK

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Pengumuman kelulusan hasil seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2024, tentunya menjadi kabar baik bagi para peserta seleksi yang berkesempatan lulus. 

Saat ini semua sudah diumumkan hasil seleksi tenaga teknis dan tenaga kesehatan dan juga guru untuk Kota Prabumulih. Program PPPK mengisahkan banyak cerita perjalanan para tenaga honorer di Kota Prabumulih. 

Misalnya seperti yang diceritakan Devi Maria Pattiasina, warga Jl Patra Dalam Kel Sukaraja Kecamatan Prabumulih selatan.

Wanita yang akrab disapa Lala ini, sudah mengabdikan dirinya sebagai tenaga honorer di kantor Lurah, Kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Selatan Kota Prabumulih.

BACA JUGA:Pemerintah Siap Lanjutkan Program PPPK Paruh Waktu: Pendaftaran Seleksi PPPK 2024 Ditutup 1,6 Juta Non-ASN

Wanita Keturunan Ambon marga Pattiasina ini, menjalani dengan ikhlas posisinya di bagian ekonomi dan pembangunan di kelurahan Majasari.

Lantaran menjadi tenaga honorer Dia juga sering berjuang mengikuti seleksi untuk diangkat sebagai ASN, namun doa-doa yang terjawab di tahun 2025 sebagai ASN PPPK, setelah 2 x ikut tes CPNS dan 3x ikut tes PPPK.

"Alhamdulillah akhirnya perjuangan dari sabar endingnya di tahun 2025. Meskipun sebagai ASN PPPK, namun saat ini posisi yang paling diharapkan oleh para tenaga honorer di Kota Prabumulih. Dan alhamdulillah saya mendapatkannya," ujar istri Supriadi ini dengan senang.

Namun dia saat seleksi mengambil formasi di Dinas perhubungan Kota Prabumulih, sehingga dalam penempatan Nanti belum bisa dipastikan apakah masih akan bertahan di tempat lama ataupun akan mengisi formasi di Dinas perhubungan Kota Prabumulih. 

BACA JUGA:Jangan Ragu Konsumsi Pepaya Mentah! Ini 10 Manfaatnya untuk Kesehatan

Meski begitu, sebagai abdi negara ibunda Syaura tahani shaqira ini, menuturkan bahwa dirinya siap ditempatkan di mana saja. Terpenting adalah menjalankan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya di manapun dia berada. 

Apalagi suka duka yang dialami sejak 2007 sampai 2011 sebagai Tenaga Kerja Sukarela (TKS), Itu tidak di gaji tapi tetap dinikmati dengan sabar.

Namun Lala beruntung karena TKS sambil kuliah D3 di Universitas Prabumulih yang dulunya adalah yayasan Pendidikan Prabumulih (YPP).

"Sering di ejek sebagai TKS kerja tidak ada gaji percuma saja. Padahal kami aktif di PKK dan ada kegiatan lain juga masih diberi uang oleh Lurah, walaupun tidak seberapa," tuturnya.

Kategori :