OGAN ILIR, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Plafon Masjid Agung An-Nur yang terletak di Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Tanjung Senai, Ogan Ilir, mengalami keruntuhan. Peristiwa ini terekam dalam video CCTV yang beredar, menunjukkan momen ketika plafon di bagian tengah masjid tiba-tiba ambruk.
Video berdurasi 12 detik tersebut memperlihatkan kejadian yang cukup mengejutkan ini. Yang lebih mencemaskan, masjid tersebut baru saja selesai direnovasi pada tahun 2023 dengan anggaran sebesar Rp 5 miliar yang berasal dari Bantuan Gubernur (Bangub).
Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 25 Desember 2024 sekitar pukul 05.00 WIB. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut karena pada saat kejadian, masjid sedang kosong dan tidak ada jamaah di dalamnya.
Ketua Masjid Agung An-Nur, Gusti M Ali, membenarkan kejadian tersebut. "Tadi pagi marbot menghubungi saya dan memberitahukan bahwa plafon masjid ambruk sekitar pukul 05.00 WIB. Alhamdulillah tidak ada korban karena bagian plafon yang jatuh berada di tengah ruangan dan saat itu masjid sedang tidak digunakan," ujar Gusti saat dihubungi melalui telepon.
BACA JUGA:Prof Nyayu Khodijah Dilantik Jadi Direktur KSKK Madrasah Kemenag
BACA JUGA:Tak Hanya Rumah Linmas, Sumatera Selatan Ternyata Memiliki Beragam Rumah Adat, Apa Saja?
Ia juga mengungkapkan rasa syukur karena insiden tersebut tidak terjadi pada saat ada kegiatan besar seperti shalat Jumat atau acara lainnya yang biasanya ramai. "Syukurlah ini tidak terjadi saat shalat Jumat atau acara seperti tausyiah yang rencananya akan diadakan pada Januari nanti," tambahnya.
Pihak pengelola masjid segera melaporkan kejadian ini ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Ogan Ilir melalui pejabat yang membidangi pembangunan gedung, Yeni. "Pihak PUPR sudah memberikan informasi bahwa perbaikan akan dilakukan dalam waktu seminggu ke depan," jelasnya.
Namun, Gusti mempertanyakan mengapa plafon yang ambruk tersebut merupakan bagian dari bangunan lama.
"Jika itu adalah bagian dari bangunan lama, kenapa bisa ambruk hanya dua tahun setelah renovasi besar-besaran?" ujarnya dengan rasa penasaran.
Ia juga menambahkan bahwa menurut informasi yang diterima dari salah satu pekerja renovasi, seharusnya pemasangan plafon dilakukan dengan menggunakan baut yang kuat agar lebih aman. Namun, kenyataannya baut tidak digunakan dalam pemasangan plafon tersebut, yang mungkin menjadi penyebab keruntuhannya.
Hingga artikel ini diterbitkan, belum ada tanggapan dari pihak Dinas PUPR, baik dari Kepala Dinas maupun Kabidnya, termasuk juga respons dari Yeni terkait kejadian ini, meskipun telah dikirim pesan konfirmasi melalui WhatsApp.