Arc Fishman Island di One Piece Dapat Remake: Apa Kesan Nakama?

Rabu 18 Dec 2024 - 19:47 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Selama masa hiatus panjang anime One Piece hingga April 2025, Arc Fishman Island mendapatkan versi remake yang kembali ditayangkan. Hal ini memicu banyak pertanyaan dari penggemar, apakah langkah ini benar-benar diperlukan?

Diskusi hangat pun muncul di kalangan netizen, dengan berbagai teori dan pendapat. Sebagian penggemar merasa remake Arc Fishman Island kurang memuaskan karena dianggap terlalu tergesa-gesa hingga dinilai sebagai remake yang kurang berhasil.

Namun, ada hal positif yang tak bisa diabaikan dari remake ini, yaitu peningkatan kualitas visual yang signifikan dibandingkan versi aslinya. Sebagai salah satu studio animasi tertua di Jepang, Toei Animation terus menunjukkan perkembangan pesat. Studio ini telah membuktikan konsistensinya dalam menggarap One Piece selama lebih dari dua dekade.

Meski seri orisinalnya menyimpan daya tarik nostalgia, One Piece memang sudah lama membutuhkan remaster. Bersama WIT Studio, yang berkontribusi dalam remake ini, Fishman Island menjadi pilihan menarik untuk mendapatkan penyegaran pasca-timeskip.

Beberapa peningkatan terlihat jelas, seperti garis animasi yang lebih tegas, palet warna yang lebih hidup, pencahayaan yang lebih baik, serta bayangan yang lebih mendalam. Dalam hal ini, kualitas remaster Fishman Island dianggap sebanding dengan Arc Wano, yang baru saja selesai tahun ini.

Namun, remake ini tidak luput dari kritik. Salah satu kekurangan utamanya adalah arah dan tempo cerita.

Ironisnya, tujuan memperbaiki tempo cerita justru membawa masalah baru, dengan memadatkan 57 episode dari versi asli menjadi hanya 21 episode. Hal ini mengakibatkan banyak adegan tambahan dan transisi yang terpaksa dihilangkan, sehingga mengurangi kedalaman cerita.

Sebagai catatan, beberapa penggemar berpendapat bahwa Arc Dressrosa lebih layak untuk di-remaster. Dengan 108 chapter manga dan 118 episode dalam versi anime, Arc tersebut sering dikritik karena tempo yang lambat dan ketidakkonsistenan animasinya. (*)

Kategori :