Melihat Kehidupan Para Pekerja Pengeboran Minyak di PT Pertamina Hulu Rokan Regional 1 Zona 4

Minggu 27 Oct 2024 - 23:36 WIB
Reporter : Eka
Editor : Eka

Berada di Lingkungan Bising, Jauh Dari Keluarga Hingga Berada di Lingkungan Penuh Resiko, Jadikan Keberhasilan Sebagai Pengobat Semua Rasa Lelah

EKA PATRIANI – PRABUMULIH

Pagi itu, tepatnya pukul 10.34 Waktu Indonesia barau (WIB), suasana di lokasi pengeboran RIG PDSI #30.2/D1000-E Lokasi LBK-INF9 sama seperti di area pengeboran lainnya. Terdengar dan terlihat jelas dari jarak radius sekitar 100 kilometer dari gerbang utama masuk lokasi.

 Dengan suara bising bunyi mesin nonstop 24 jam, menjadi ciri khas di lokasi ini mulai mengganggu teling bagi orang yang tidak terbiasa.   tiba-tiba seoang petugas keamanan dari Lokasi pengeboran memberhentikan Mobil Haice yang membawa sebanyak 10 orang jurnalis dariberbagai media cetak, elektronik dan online yang bertugas di Kota Prabumulih saat itu.

“mohon maaf Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, minta tolong kerjasamanya untuk tidak mengambil berbaga jenis dokumentasi di area pengeboran tanpa seizing atau tanpa pendampingan dari petugas. Karna beberapa titik lokasi sangat berbahaya,” ujar petugas yang bernama Andry, dengan ramah seraya memberi petunjuk kepada kami untuk menuju ke area hijau, yang berarti wilayah aman didalam lokasi pengeboran.    

Saat tiba di lokasi pengeboran, saipa yang menyangka para Pekerja di RIG, yang merupakan salah satu garda terdepan dalam proses pencarian minyak dan gas di dalam bumi Di Kota Prabumulih. kehidupan para pekerja di Rig penuh resiko, taruhan nyawa untuk mensukseskan pelaksanaan pengeboran.

Kehidupan seperti di hotel mewah, semua makanan enak tersedia di lokasi, para pekerja mendapatkan pelayanan maksimal. Makan catering selalu tersedia disetiap waktu makan, snack juga ada saat waktu break. Bukan hanya kebutuhan makanan, namun tempat tinggal yang layak hingga pakaian ada jasa laundry yang mengurus kebutuhan para pekera.

Sebagai pahlawan yang harus berjuang untuk mencari cadangan minyak bumi, demi keberlanjutan pemeneuhan kebutuhan energy untuk negeri dimasa depan, tentu para pekerja ini harus memaksimalkan segala kemampuan di bidang masing-masing dalam menjalankan tugas, tanpa adanya beban lain, missal harus memikirkan pakaian belum dicuci, belum ada lauk makan dan lainnya.

Sekilas tak tampak aktivitas para pekerja, seperti yang terlihat di lokasi pengeboran RIG PDSI #30.2/D1000-E Lokasi LBK-INF9, namun ada sebanyak 116 orang yang ada di lokasi ini, rela menghabiskan waktu untuk menjalankan tugas mulia demi Negara ini. Jauh dari keluarga hingga berada di lingkungan penuh resiko, menjadi tantangan terberat yang dialami oleh para pekerja.

Berada di lokasi yang sangat bising, merupakan keadaan yang tak asing bagi mereka yang berada di lokasi. Rata-rata para pekerja mendapatkan waktu kerja on duty selama 20 hari dan off duty selama 10 hari.

Tinggal di rumah besi, dengan semua dinding bertuliskan peringatan hingga tulisan Akhlak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratifm merupakan Core Values mereka para pekerja. karena Akhlak BUMN tersebut merupakan panduan perilaku dari setiap sumber daya manusia (SDM) BUMN untuk diimplementasikan dalam perilaku keseharian dan membentuk budaya kerja.

Saat off kerja inilah waktu yang sangat dinanti-nanti oleh para pekerja, karena waktunya berjumpa denga keluarga tercinta, setelah berpisah selama 20 hari kerja di lokasi yang cukup jauh.

“selama dilokasi kerja, kita mengikuti aturan kantor. Bekerja selama 12 jam, jauh dari keluarga, komunikasi adalah hal nomor 1 yang harus dilakukan untuk merawat hubungan jarak jauh,” ujar Andre Gunawan Nainggolan yang merupakan Toolpusher PT. Pertamina Drilling Services Indonesia, kepada wartawan Prabumulih Pos, saat berkunjung ke lokasi pengeboran RIG PDSI #30.2/D1000-E Lokasi LBK-INF9, rabu 25 september 2024.

Pria yang merupakan coordinator Pertamina Energi Negeri (PEN) Prabumulih ini, merupakan warga asli Medan Sumatera Utara yang sudah menetap di Jakarta. Bertugas di Kota Prabumulih, sebagai Pekerja di PDSI sudah lebih dari dua tahun lamanya, karena lebih banyak di lapangan, maintenance kehidupan harmonis di lokasi.

Dengan semua fasilitas yang tersedia, para pekerja tidak ada alasan untuk tidak semangat kerja. Semua makanan tersedia, refreshing dan hiburan ada televisi, dan juga aktivitas rutin koordinasi setiap hari bersama rekan kerja agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Mengingat lokasi kerja penuh resiko.

Namun dengan pengalaman anag cukup banyak, bahkan pernah bertugas di Lokasi Rig Cepu, balik papan, hingga di Medco Pertamina Minggaris sumur development dan servis yang jelek sinyal, di Pertamina zona 4 sudah mengerjakan 6 sumur sejak 2021 lalu, cukup menjadi pengalaman berharga bagi pria ini.

“berada di lingkungan yang harmonis adalah kesehatan. Dan itu merupakan hal yang lebih penting dari segalanya saat berada di lingkungan kerja yang beresiko seperti yang kami jalani ini. Menjaga kesehatan dan menghargai waktu bekerja 12 jam per hari tentu harus dengan pola pemikiran yang sehat dan tenang,” ujar Alumni teknik mesin Universitas Brawijaya ini.

Cerita yang sama juga disampaikan oleh Tutut Bayu Februanda, Drilling Supervisor yang pulang ke Yogyakarta. Jika Andre masih sendiri, maka Tutut memiliki tiga orag anak ini, komunikasi harus terbangun dengan baik.

Berada di lingkungan kerja yang jauh dari keluarga, maka pria ini menganggap rekan kerja adalah keluarga. “jika kita sakit, maka yang pertama mengetahui keadaan kita dan akan berbuat untuk kita adalah rekan kerja yang sama-sama di lokasi. Jadi hubungan baik antar rekan kerja adalah hal terpenting.

Dalam menjalankan tugas secara professional, Tutut yang mengetuai seluruh pekerja di lokasi RIG PDSI #30.2/D1000-E Lokasi LBK-INF9, selalu jalin komunikasi antar pekerja. Untuk meminimalisir resiko, dia selalu bertanya hal yang dialami oleh rekan kerja setiap hari.

“kita perlu tau progress pekerjaan rekan kita dari waktu ke waktu. Juga selalu mengantisipasi resiko yang kemungkinan terjadi di area lokasi. Memang semua kita memiliki sertifikat skill dan update ilmu per tiga bulan secara rutin. Meski begitu, kita tetap selalu waspada setiap saat, karna kita berada di area yang beresiko,” jelas Tutut.

Saat berhasil menemukan minyak, adalah masa yang paling membahagiakan seluruh pekerja di lokasi pengeboran. Harapan sepenuhnya tercurah dalam proses pengeboran in, saat ini di lokasi RIG PDSI #30.2/D1000-E Lokasi LBK-INF9 sudah masuk mada 138 hari, kemungkinan pengeboran di titik ini akan selesai pada akhir tahun ini.

“biasanya pengeboran itu berlangsung hingga 180 hari, jika berhasil adalah kebahagiaan bagi kami, jika tidak berhasil, maka perlu evaluasi dan melakukan pengeboran ulang dengan deteksi seismic ulang. Tapi sejauh ini tingkat keberhasilan pengeboran itu 90 persen berhasil,” jelasnya.

Ini cerita berbeda juga Stanley H. P, sebagai HSE Supervisor , bagian yang bertanggung jawab dalam hal urusan kesehatan, keselamatan kerja, dan pengelolaan lingkungan di tempat kerja ini, tentu memiliki tanggung jawab lebih besar, dalam memastikan keberadaan para pekerja.

Bekerja selama 12 jam menurut pria yang berperawakan besar tinggi ini, hal terpenting adalah menjaga kesehatan. Asset utama dalam menjalankan tugas ini adalah tubuh yang sehat serta pemikiran yang tenang.

“dalam keadan tenang maka semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik. Kita semua harus bisa mengendalikan diri dan menguasai keadaan. Berada di lingkungan yang beresiko, kita harus selalu siap siaga dengan semua kemungkinan yang akan terjadi, meski semuanya sudah diantisipasi,” jelasnya.

Keadaan pekerja yang sehat dan nyaman juga dapat menggapai tujan hingga ada akhirnya dapat mengoptimalkan Kontribusi Energi Nasional, seperti yang berhasil dilakukan oleh para pekerja di Sumur GNK-102 & GNK-103, PEP Prabumulih Field berhasil menambah produksi.

PT Pertamina EP (PEP) Prabumulih Field yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina, PHR Regional Sumatera Zona 4, ini berhasil mencatatkan produksi yang luar biasa dari pengeboran sumur di struktur Gunung Kemala, GNK-102 dan GNK-103, yang terletak di Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

Pada Sabtu, 12 Oktober 2024, hasil pengujian awal menunjukkan sumur GNK-102 memproduksi minyak sebanyak 1.550 barel minyak per hari/(BOPD), yang melampaui target awal sebesar 863,8%. Sementara itu, sumur GNK-103 mencatat produksi sebesar 2.630 barel minyak per hari/(BOPD), melebihi target awal sebesar 1.421%.

Selain itu, kedua sumur tersebut juga berkontribusi pada peningkatan produksi dan penjualan gas sebesar kurang lebih 2 juta standar kaki kubik per hari/(MMSCFD), jauh lebih tinggi dari target yang ditetapkan.

Hasil ini jauh lebih tinggi dari target awal yang hanya 180 Barel minyak per hari/(BOPD) untuk lokasi GNK-102 dan 185 barel minyak per hari/(BOPD) untuk lokasi GNK-103. Keberhasilan ini menjadi salah satu momen bersejarah dalam pengembangan sumur struktur di Gunung Kemala.

Keberadaan lokasi sumur RIG PDSI #30.2/D1000-E Lokasi LBK-INF9 juga diharapkan sama dengan sumur lainnya yang sukses menambah penghasilan dan siap berkontribusi untuk kebutuhan energy negeri.

Menurut Reza Nur Ardianto, Senior Manager SSDP Zona 4, sumur GNK-102 ini adalah sumur ke sebelas (11) yang di bor dan sumur GNK-103 adalah sumur ke tiga belas (13) yang di bor dari total dua puluh lima (25) sumur yang direncanakan pengeboran di tahun 2024.

“Hasil yang melebihi dari target awal ini akan membuat PEP terus berupaya untuk melakukan percepatan dalam kegiatan pengeboran, terutama di wilayah kerja Zona 4, PEP Prabumulih Field, tentunya untuk dapat mencapai taget produksi nasional 1 juta barel per hari di tahun 2030 mendatang,” ungkap Reza.

Djudjuwanto, General Manager Zona 4, mengapresiasi kinerja seluruh tim Zona 4 dan menyatakan untuk pengembangan lapangan akan terus dilakukan agar dapat mempertahankan hasil yang maksimal.

Djujuwanto juga menegaskan, apabila terdapat kendala di lapangan, tim-tim terkait agar bisa berdiskusi untuk mencari solusi terbaik dengan segera. Inilah salah satu wujud semangat Go Collaborative Pertamina untuk mencapai operasi hulu migas yang produktif dan efisien.

 “Keberhasilan yang sangat spektakuler ini merupakan sebuah pencapaian yang fantastis di penghujung tahun 2024. Dengan harapan yang sama hasil seperti ini juga ada di pengeboran-pengeboran berikutnya,” ujar Djudjuwanto, seraya menekankan untuk tetap mengedapankan aspek HSSE di seluruh kegiatan operasi.

Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Anggono Mahendrawan juga sangat mengapresiasinya tim yang telah berupaya dengan baik sehingga memperoleh pencapaian luar biasa di akhir tahun 2024 ini. "Penemuan ini patut diapresiasi, saya menyampaikan ucapan terimakasih atas kerjasama yang begitu luar biasa dari semua pihak khususnya tim di lapangan," ungkap Anggono.

Penemuan dari pemboran sumur GNK -102 dan GNK - 103 ini menjadi semangat yang positif agar kegiatan hulu migas khususnya tim Pertamina dapat terus berupaya dalam mencari cadangan migas. Karna menurut pria ini, bahan bakar minak yang digunakan saat ini adalah minyak mentah yang ditemukan pada 10 tahun yang lalu.

Karena itu bisa dibayangkan jika di beberapa sumur, pengeboran tidak berhasil, bagaimana nasib kebutuhan 10 tahun yang akan datang. "Sebagaimana arahan Kepala SKK Migas yang meminta agar jangan sampai satu tetespun produksi turun, harapan kami semoga hasil temuan di dua sumur ini dapat terus meningkat kedepannya," lanjut Anggono seraya meminta kepada para pekerja khususnya tim di lapangan agar tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan kerja ditengah rasa kebahagiaan atas penemuan baru ini.(*)

Kategori :