JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua pendekatan utama dalam upaya mencapai target swasembada pangan di Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa inti dari swasembada pangan terletak pada intensifikasi dan ekstensifikasi, yang didukung oleh pertanian modern, pengembangan sumber daya manusia, serta kolaborasi lintas sektor.
“Kita memiliki dua pendekatan. Yang pertama adalah intensifikasi, yaitu meningkatkan indeks tanam di lahan-lahan di Pulau Jawa. Kedua, ekstensifikasi seluas 3 juta hektare. Target kita adalah mencetak sawah seluas 1 juta hektare pada tahun 2025,” ujarnya di Kantor Pusat Kementerian Pertanian.
Transformasi dari pertanian tradisional menuju pertanian modern menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas padi nasional.
BACA JUGA:Prabowo Dorong Penghapusan Studi Banding, Efisiensi Anggaran!
BACA JUGA:2.311 Pelamar PPPK Prabumulih Submit
“Dengan pertanian modern, kita dapat menggandakan produktivitas dan menekan biaya produksi. Panen tradisional memerlukan 25 orang, sedangkan dengan menggunakan combine harvester, satu orang hanya perlu waktu 4 jam,” jelasnya.
Dalam pendekatan ini, perlakuan terhadap setiap lokasi dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.
“Kita menyesuaikan dengan permintaan alam. Menggunakan bibit unggul yang cocok dengan lahan. Contohnya, padi biosalin yang tahan terhadap air asin dan kondisi rawa,” tambahnya.
Amran juga menekankan pentingnya peran sumber daya manusia dalam mencapai swasembada pangan. Dia optimis dengan adanya bonus demografi generasi milenial, yang diharapkan dapat berkontribusi dalam pembangunan sektor pertanian.
BACA JUGA:Acer Iconia X12: Tablet Mewah Layar AMOLED, Daya Tahan Baterai Maksimal
BACA JUGA:TNI AL - Angkatan Laut Rusia Siap Uji Kekuatan
“Generasi milenial perlu dilibatkan dalam sektor pertanian. Kami harus membuat sektor ini menguntungkan bagi mereka. Jika mereka meraih keuntungan, mereka akan terdorong untuk memproduksi,” tuturnya.
Untuk memastikan kesejahteraan petani dan produktivitas tetap optimal, kementerian akan segera menyusun regulasi dan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Regulasi sangat penting. Kita tidak boleh egois dalam sektor masing-masing. Jika perlu, kita harus bergerak dalam satu komando. Swasembada pangan tidak akan tercapai tanpa kolaborasi dengan sektor lainnya,” pungkasnya.(*)