JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Diana Kusumastuti, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), berbicara setelah dipanggil oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto di kediamannya pada 15 Oktober 2024. Pemanggilan ini berkaitan dengan penyusunan kabinet Prabowo-Gibran, di mana Diana kemungkinan akan dilantik sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum.
Diana mengungkapkan bahwa di bawah pemerintahan Prabowo, Kementerian PUPR akan dipecah menjadi dua kementerian: Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan. Pemisahan ini akan melibatkan pemimpin baru untuk masing-masing kementerian.
Sebelumnya, Prabowo telah memanggil 58 tokoh politik dan profesional sebagai calon wakil menteri dan kepala badan untuk kabinet baru selama lima tahun ke depan.
Siapa Diana Kusumastuti?
Diana Kusumastuti lahir di Surakarta pada tahun 1967. Ia adalah seorang birokrat berpengalaman dalam bidang infrastruktur dan pembangunan. Diana menyelesaikan pendidikan Sarjana Arsitektur di Universitas Diponegoro Semarang pada 1991, lalu melanjutkan studi Magister Teknik Studi Pembangunan di Institut Teknologi Bandung pada 2004.
BACA JUGA:Menteri Koperasi dan UKM Baru: Teten Masduki Umumkan Pemetaan Posisi
BACA JUGA:Resmi! Tarif Tol Terpeka Naik
Dengan latar belakang yang kuat di arsitektur dan pembangunan, Diana dipercaya menjabat sebagai Direktur Jenderal Cipta Karya PUPR sejak Desember 2020. Selama menjabat, ia aktif dalam pengembangan berbagai kawasan, termasuk megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Pada tahun 2023, Ditjen Cipta Karya mengalokasikan dana sebesar Rp10,38 triliun untuk proyek IKN, mencakup pengadaan air minum dan jaringan perpipaan, serta sanitasi. Kementerian PUPR juga akan fokus pada pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan di IKN.
Selain itu, Diana menjabat sebagai komisaris di PT Brantas Abipraya (Persero) sejak 31 Januari 2023, berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN.
Dengan pengalaman dan kepemimpinan yang kuat, Diana Kusumastuti diharapkan dapat berkontribusi besar dalam pembangunan infrastruktur Indonesia ke depan.