Mengenal Jenis Obat Pengencer Darah dan Efek Samping yang Perlu Diwaspadai

Ilustrasi obat-obatan-Freepik-

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Obat pengencer darah berfungsi untuk melancarkan aliran darah melalui arteri dan vena, serta mencegah pembentukan atau pembesaran gumpalan darah. Gumpalan darah dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti stroke, serangan jantung, atau gangguan jantung lainnya. Apa saja jenis obat pengencer darah yang tersedia dan efek samping yang mungkin ditimbulkan?

Jenis Obat Pengencer Darah

Terdapat dua jenis utama obat pengencer darah: antikoagulan dan antiplatelet. Berikut adalah penjelasan dan contoh dari masing-masing jenis.

1. Antikoagulan

Antikoagulan bekerja dengan memperlambat proses pembekuan darah dan mencegah pembesaran gumpalan yang sudah ada.

Menurut situs WebMd, antikoagulan umumnya tersedia dalam bentuk tablet, namun ada juga yang diberikan melalui suntikan atau infus. Beberapa contoh antikoagulan meliputi:

  • Apixaban (Eliquis)
  • Dabigatran (Pradaxa)
  • Dalteparin (Fragmin)
  • Edoxaban (Savaysa)
  • Enoxaparin (Lovenox)
  • Fondaparinux (Arixtra)
  • Heparin (Innohep)
  • Rivaroxaban (Xarelto)
  • Warfarin (Coumadin, Jantoven)

2. Antiplatelet

Antiplatelet bekerja dengan menghambat protein di dalam darah agar tidak saling menempel, sehingga mencegah terbentuknya gumpalan darah. Biasanya obat ini diberikan kepada mereka yang berisiko mengalami gumpalan darah, bukan untuk mengatasi gumpalan yang sudah ada.

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, supositoria, dan infus. Contoh antiplatelet termasuk:

  • Aspirin
  • Cilostazol
  • Clopidogrel (Plavix)
  • Dipyridamole (Persantine)
  • Eptifibatide (Integrilin)
  • Prasugrel (Effient)
  • Ticagrelor (Brilinta)
  • Tirofiban (Aggrastat)
  • Vorapaxar (Zontivity)

Kondisi yang Membutuhkan Obat Pengencer Darah

Antikoagulan umumnya diresepkan pada beberapa kondisi kesehatan, antara lain:

  • Fibrilasi Atrium: Kondisi di mana detak jantung tidak teratur, yang meningkatkan risiko stroke akibat darah yang mengumpul dan membeku.
  • Gangguan Pembekuan Darah: Beberapa individu terlahir dengan kondisi yang membuat darah lebih mudah membeku, sehingga membutuhkan antikoagulan untuk mencegah komplikasi.
  • Operasi Katup Jantung: Setelah operasi pemasangan katup jantung, risiko pembentukan gumpalan darah meningkat, sehingga antikoagulan diperlukan untuk mencegah hal tersebut.

Antiplatelet biasanya diberikan pada mereka yang berisiko terkena serangan jantung atau stroke, seperti mereka yang memiliki:

  • Angina
  • Fibrilasi atrium
  • Penyakit arteri koroner
  • Riwayat serangan jantung
  • Penyakit pembuluh darah perifer
  • Pasca operasi jantung, seperti pemasangan stent atau operasi katup jantung

Efek Samping Obat Pengencer Darah

Menurut laman Medlineplus, efek samping yang paling sering terjadi akibat penggunaan obat pengencer darah adalah pendarahan. Luka atau memar kecil dapat mengeluarkan lebih banyak darah dibandingkan biasanya. Selain itu, obat ini juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti sakit perut, mual, dan diare.

Namun, ada beberapa tanda bahaya yang memerlukan perhatian medis segera, termasuk:

  • Pendarahan menstruasi yang jauh lebih berat dari biasanya
  • Urine berwarna merah atau cokelat
  • Buang air besar berwarna merah atau hitam
  • Gusi atau hidung berdarah yang tidak berhenti
  • Muntah berwarna coklat atau merah terang
  • Batuk yang disertai dengan keluarnya darah
  • Nyeri hebat, seperti sakit kepala atau sakit perut
  • Memar yang tidak biasa
  • Luka yang tidak berhenti berdarah
  • Terjatuh atau benturan parah di kepala
  • Rasa pusing atau lemah secara mendadak

 

Jika mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter. (*)

Tag
Share
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER